Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Kairo, Mesir, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-11 Developing Eight (D-8) bukan sekadar perjalanan diplomatik biasa.
Kali ini, Prabowo membawa misi besar yang tidak hanya akan menguntungkan Indonesia, tetapi juga negara-negara berkembang lainnya.
Salah satu fokus utama yang dibawa oleh Presiden adalah pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan bahwa Indonesia memiliki banyak pengalaman dalam pemberdayaan UMKM, termasuk dalam digitalisasi sektor ini.
Ini adalah kesempatan emas bagi Indonesia untuk berbagi pengalaman dan inovasi dengan negara-negara anggota D-8 yang juga memiliki tantangan serupa dalam pengembangan ekonomi mereka.
Indonesia, sebagai negara yang telah berhasil membangun ekosistem UMKM yang tangguh, dapat menjadi teladan bagi negara lain untuk memperkuat sektor ekonomi yang vital ini.
Kunjungan Presiden Prabowo ini juga menjadi momen penting bagi Indonesia untuk memperkuat posisi di kawasan Timur Tengah dan negara berkembang lainnya. Dengan kehadiran Indonesia sebagai ketua D-8 pada 2026, Prabowo menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi pemimpin di kawasan Asia Tenggara, tetapi juga berperan aktif dalam merumuskan kebijakan ekonomi global yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Selain itu, pertemuan bilateral dengan Presiden Mesir, Abdel Fattah El-Sisi, juga menjadi langkah strategis untuk mempererat hubungan Indonesia dengan Mesir, yang telah lama menjadi mitra penting di Timur Tengah.
Dengan kesepakatan yang tercapai dalam pertemuan tersebut, Indonesia dapat memperkuat kerjasama dalam berbagai sektor, termasuk ekonomi, perdagangan, dan pertahanan.
Kunjungan Presiden Prabowo Subianto kali ini lebih dari sekadar menghadiri sebuah pertemuan internasional. Ini adalah langkah konkret Indonesia dalam menunjukkan kepemimpinan globalnya, terutama dalam pemberdayaan ekonomi lokal yang akan memberikan dampak jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya.
Oleh Dede Prandana Putra (Pemerhati Sosial-Politik)