Tajuk Nasional – Joko Widodo (Jokowi) memang selalu punya cara menarik dalam mengekspresikan dirinya. Terbaru Jokowi mengunggah sebuah video yang viral di media sosial, di mana memperlihatkan sekumpulan emak-emak yang bernyanyi di atas panggung. Sembari ikut bergoyang (meskipun terlihat kaku), Jokowi di akhir video menunjukkan gestur menembak seiring lirik lagu “dor..dor..dor”.
Bagi sebagian orang, ini merupakan hiburan yang ditunjukkan oleh mantan presiden. Mereka beranggapan, Jokowi dengan segala kesibukannya selalu update dengan hal-hal yang dekat dengan masyarakat. Namun bagi sebagian orang, video dan gestur Jokowi di unggahan video tersebut menyiratkan hal tertentu. Julukan Jokowi sebagai “Raja Jawa” diyakini selalu bermain simbol dalam gerak-geriknya.
Memang beberapa hari ke belakang, media sedang dihebohkan dengan berita pemecatan Jokowi dan keluarganya oleh PDIP. Berbagai argumen yang meruntuhkan legacy Jokowi selama memimpin Indonesia 10 tahun dilontarkan oleh elit-elit PDIP. Tapi lagi-lagi Jokowi dengan gaya khasnya merespon pemecatan dan langkahnya untuk politik ke depan dengan kata “partai perseorangan”.
Tentunya kata “partai perseorangan” yang dilontarkan Jokowi pasca dirinya dipecat PDIP ini memiliki dualisme makna. Bisa jadi bermakna Jokowi ke depan akan pure berpolitik tanpa parpol dan mengandalkan personanya secara pribadi, atau bisa jadi “partai perseorangan” yang dimaksudkan Jokowi adalah sebuah kritik terhadap PDIP yang sentralistik terhadap sosok Megawati Soekarnoputri dalam pengambilan keputusan tanpa mengedepankan proses demokrasi di internal partai.
Namun terlepas dari pemaknaan tersebut, yang pasti usai PDIP berpikir berhasil “menelanjangi” Jokowi dengan narasi-narasi pemecatan itu, PDIP justru harus menghadapi sentimen negatif publik. Seperti publik diingatkan kembali dengan kasus buronnya kader PDIP Harun Masiku lewat pemanggilan kader PDIP sekaligus mantan Menkumham Yasonna Laoly oleh KPK. Kedua, publik juga dikejutkan oleh isu dugaan perselingkuhan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dengan salah seorang wanita yang viral di media sosial X.
Melengkapi 2 hal tersebut, persoalan keabsahan posisi ketua umum PDIP yang diduduki Megawati juga menjadi sorotan. Selain telah berkuasa dengan waktu yang cukup lama, perpanjangan masa jabatan Ketum PDIP hingga 2025 yang harusnya berakhir di 2024 itu juga tengah menjadi isu hangat di publik. Jadi dengan tiga permasalahan duniawi ini; harta terkait dugaan kasus suap Harun Masiku, tahta menyoal posisi ketum PDIP, dan wanita terkait isu dugaan perselingkuhan Hasto, cukup nyata menyiratkan PDIP saat ini sedang berkelindan dalam pusaran masalah.
Apakah ini bagian dari “tembakan” dordornya Jokowi? Sebaiknya biarkan hukum yang bekerja.
Sheryl Lalamasa
Pegiat Literasi Politik Kelompok Marjinal