Dosa politik apa yang membuat PPP sulit terbebas dari belenggu oligarki? Yup, benat-benar tidak habis pikir kita.
Tiba-tiba Suharso Monoarfa, Ketua Umum PPP sebelumnya, diganti tanpa melalui Muktamar. Tiba-tiba Kemenkumham mengesahkan Mardianto sebagai Plt Ketum PPP. Tiba-tiba PPP, yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Baru (KIB), memutuskan mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.
Yup, kalau disimak survei-survei itu. Terang sekali kalau dukungan akar rumput kader PPP lebih banyak mengarah kepada Anies Baswedan, kemudian Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo ada di urutan buncit.
Yup, bagaimana mungkin akar rumput PPP mau mendukung capres yang tidak jelas keislamannya? Capres yang disebut-sebut namanya dalam mega skandal korupsi e-KTP. Belum lagi pernah mengolok-olok adzan, dan kebiasaan buruknya menonton film porno.
Tapi kenapa justru DPP PPP yang mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dari PPP?
Maka ramailah publik berbisik-bisik. Rumor PPP punya ‘dosa politik’ sehingga gampang diintervensi oligarki. Plus, adanya isu ‘jual beli’ di bawah meja yang tidak diketahui akar rumput PPP. Bahkan, ada desas-desus kalau Suharso Monoarfa sengaja dikudeta karena menolak mengambil sikap yang berbeda dengan akar rumput PPP.
Efeknya, PPP tersandera. Gentar mengambil sikap sesuai platform PPP sebagai partai berlabel Islam. Tuli atas suara arus bawah PPP jelas-jelas berbeda dengan keputusan.
Ramai juga isu keresahan akar rumput PPP atas kembalinya Muhammad Romahurmuziy, mantan Ketum PPP yang divonis bersalah atas korupsi jual beli jabatan di Kementerian Agama. Kok bisa-bisanya koruptor itu diamanahi jabatan strategis, Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP?
Jangan salahkan publik yang kemudian menganggap Romahurmuziy sebagai titipan istana untuk mengamankan skenario PPP mencapreskan Ganjar Pranowo.
Pendek kata, publik melihat segelintir oknum elit PPP yang telah menjual PPP dengan harga yang sangat murah. Akibatnya, PPP tenggelam dalam cengkeraman oligarki hitam.
Secara politis, posisi DPP PPP yang berbeda dengan aspirasi akar rumput ini pasti akan dibayar mahal. Konstituen PPP bisa kabur. PPP terancam tidak lolos parliamentary threshold, sebagaimana partai Islam lainnya, seperti PBB, yang gagal lolos ke DPR.
Juang Amrullah, tinggal di Jawa Tengah