Ada dua hal yang saat ini terjadi sementara (temporary), yaitu elektabilitas Koalisi Perubahan sementara disalip, dan keadaan negara sedang tidak baik-baik saja untuk sementara tertutupi.
Jika Anies-AHY berpasangan akan menjadi formula yang ampuh, utamanya menjadi jalan untuk mewujudkan perbaikan negara ini di masa mendatang.
Saat AHY dideklarasikan jadi Cawapres Anies, hasilnya tentu berbeda dengan sekedar mencantumkan nama Agus Harimurti Yudhoyono di simulasi survei.
Pertama, ada perbedaan besar ketika tokoh yang disurvei itu sudah deklarasi resmi, dengan tokoh yang dicoba disimulasi, juga alasan kuat angka abstain selalu dua digit.
Per saat ini, dua nama diataslah; (Anies-AHY), bahan utama jika berbicara perbaikan bangsa dari stagnasi ekonomi, jerat utang negara dan utang BUMN, sulitnya lapangan pekerjaan serta problematika lainnya yang sekarang masih bisa ditutupi.
Kedua, sejauh ini fokus Koalisi Perubahan mendesain dan memperbaiki kendaraan perjuangannya, artinya masuk PitStop, wajar jika disalip, karena butuh waktu.
Namun saat gagasan hingga detil apa yang akan diperbaiki sudah matang, situasi akan kembali berbalik.
Koalisi perubahan sepertinya sadar betul, untuk perbaikan harus datang dengan konsep matang, jika tidak, akan sulit menemukan tanda-tanda keberhasilan negara ini agar berubah jadi baik.
Berbeda jika STATUS QUO tidak perlu konsep, yang penting adalah buat benteng di Istana (castle) dan upaya lainnya memperlemah kompetitor.
Ketiga, muncul pihak yang mencoba memisahkan Anies-AHY, termasuk adanya kunjungan beberapa ketum partai mencoba memecah gelombang besar koalisi, karena jika terpisah (Anies tanpa AHY) akan terjadi stagnasi bahkan pelemahan elektabilitas, bahkan menjadi tawar. Dengan jalan itulah kesan negara sedang tidak baik-baik saja bisa tertutupi (untuk sementara), ini akan dikorelasikan dengan tingkat kepuasan kepada pemerintah dibuat naik.
Setidaknya dua dari tiga hal di atas merupakan penyebab kenapa survei Pak Anies muncul di bawah Pak Ganjar dan Pak Prabowo, di mana fenomena ini masih cukup bisa diterima, karena saat tiba beberapa tahapan penting di depan yang ditempuh Koalisi Perubahan, akan mendapat daya dorong dan daya dukung.
Salah satu tahapan penting yang harus benar dan cermat adalah MOMEN-nya, kalau tokoh atau figurnya sudah mengerucut, yakni AHY, “Deklarasi AHY sebagai Cawapres Anies” adalah booster yang akan mengejar ketertinggalan dan membuat koalisi segar kembali.
Oleh : Julwanri Munthe (Mantan Pengurus Pusat PMKRI & Alumnus Ilmu Politik USU)