TajukPolitik – Beredar video Yusril Ihza Mahendra sebut Ahok itu warga Tiongkok dan bukan warga Indonesia, dirinya menyebut Ahok tidak di lahirkan di Indonesia.
Ketum Partai Bulan Bintang tersebut, menyampaikan pernyataannya dalam salah satu pidato di hadapan orang-orang.
Kemudian Yusril Ihza Mahendra juga menegaskan pendapatnya bahwa Ahok tidak bisa jadi presiden lantaran dirinya tidak dilahirkan di Indonesia.
“Kenapa Ahok tidak bisa? (Jadi presiden) karena Ahok tidak lahir sebagai warga negara Indonesia!,” ujar Yusril Ihza Mahendra menjelaskan.
Bahkan dengan yakin Yusril menyebut Ahok merupakan warga negara Tiongkok, karena tidak dilahirkan di Indonesia.
“Kami tahu percis, bisa dicek datanya di catatan sipil. Bapak Ahok Cung Kin Nam warga negara Tiongkok,” ujar Yusril dalam video tersebut.
“Dan ketika ada penentuan kewarganegaraan pada tahun 1962, Cung Kin Nam (Ahok) memilih warga negara RRT (Republik Rakyat Tiongkok),” ujar Yusril menegaskan.
“Ahok lahir tahun 1996, berarti ahok adalah warga negara RRT!,” ujar Yusril dalam video itu menegaskan.
Video itu dibagikan oleh akun twitter @Kak1Lang1t sebagaimana dilansir pada Kamis, 7 Juli 2022.
Dalam video itu Yusril juga menceritakan bahwa dirinya merupakan orang satu kampung dengan Ahok.
“Saya orang satu kampung sama Ahok, kalau saya ngomong sama Ahok jarang-jarang pakai bahasa Indonesia, saya pasti pakai bahasa Cina,” ujar Yusril melanjutkan.
“Saya sekolah Cina jadi alhamdulillah sampai sekarang masih bisa ngomong Cina,” ujar Ketum PBB menceritakan.
Menanggapi hal itu, Koordinator Tim Hukum Merah Putih sekaligus Praktisi Hukum, C. Suhadi menilai Yusril Ihza Mahendra telah berbuat rasis.
Sebagai seorang ahli hukum, Yusril seharusnya dalam mengeluarkan pernyataannya terlebih dulu harus ditelaah.
“Yusril sikapnya yang kurang bijak dalam mengeluarkan pernyaan dan terkesan mengandung SARA,” kata Suhadi, Selasa (5/7/2022).
Selain itu, Yusril juga semestinya bisa menjungjung tinggi perbedaan.
“Karena perlu diingat, tidak zamannya lagi menguntak-atik perbedaan yang sudah bhineka,” sambungnya.
Suhadi mencontohkan kewarganegaraan Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma yang orang tuanya berwarga negara asing saat pemerintahan Soeharto.
Namun kala itu, semua orang tahu bahwa Susi lahir di Tasikmalaya dan Alan Budi Kusuma lahir di Surabaya pada 1968.
Akan tetapi, status kedua pahlawan bulutangkis yang membawa nama Indonesia harum.