TajukPolitik – Wacana duet pasangan calon presiden Puan Maharani dan Anies Baswedan kembali muncul ke permukaan. Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bicara peluang duet Puan-Anies. Kendati Hasto memberikan sinyal yang tipis Anies diusung oleh PDIP.
Direktur Eksekutif Politika Research & Consulting Rio Prayogo membaca pernyataan Hasto menjadi komitmen PDIP sebagai oposisi dari Anies. Apalagi Hasto bicara terkait kinerja dan prestasi Anies selama memimpin DKI Jakarta.
Pernyataan Hasto dinilai menutup peluang Puan dipasangkan dengan Anies. “Tapi sejak awal saya katakan peluang Anies-Puan atau Puan-Anies ini kecil,” ujar Rio kepada wartawan dikutip Senin (25/7).
Peluang dipasangakan Puan-Anies juga kecil karena perbedaan ideologi dan kepentingan. Ada perbedaan dari basis massa PDIP dan pendukung Anies.
Basis pendukung Anies bukan pemilih PDIP, sementara partai banteng ini menjadikan Anies sebagai oposisi.
“Karena rasa-rasanya kalau pendukung Anies itu tidak akan coblos PDIP dan PDIP itu menganggap Anies bagian common enemy, kira-kira itu narasi yang terus dibangun dan itu ada psikolog politik yang dibangun dan terekam mendalam di basis masing-masing, jadi agak sulit,” jelas Rio.
Apabila pasangan ini terwujud, menurut Rio, akan sulit bagi PDIP dan Anies untuk mengkomunikasikannya ke masing-masing basis massa.
“Kalau ada kepentingan politik yang bisa disatukan tapi mengkomunikasikan itu ke bawah itu yang agak rumit pastinya. Sehingga peluang ini kecil macam biji korma,” jelasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mempertanyakan prestasi Anies Baswedan di Jakarta sehingga diusulkan berduet dengan Puan Maharani. Usulan menduetkan Anies muncul dari pengamat politik hingga politisi PDIP Effendi Simbolon.
“Jadi kalau ada orang bicara si A si B tanya aja prestasinya, Pak Anies misalnya sebut 7 prestasinya aja, pasti bingung jawabnya. Oh sumur resapan. Itu kan fair,” kata Hasto di acara pelantikan dan pembekalan Pengurus DPD Taruna Merah Putih Provinsi DKI Jakarta, di Tebet, Jakarta, Jumat (22/7).
Hasto menegaskan, bila seseorang ingin menjodoh-jodohkan Capres-cawapres, maka terlebih dahulu dilihat prestasi yang dimiliki oleh tokoh tersebut. Sebab, prestasi merupakan salah satu faktor penunjang sebagai pemimpin bangsa.
“Dinamika politik saat ini sepertinya ada kekuatan yang ingin dorong setiap hari kita bicara capres, kerja sama partai politik, jodoh-jodohan. Tapi kita tanya yang dijodohkan itu apa prestasinya?,” kata Hasto.
Lebih lanjut, Hasto mencontohkan segudang prestasi yang dimiliki oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawato Soekarnoputri. Salah satunya, mampu mengatasi krisis multidimensi di 2004 dan berani tegas membela Irak.
Kemudian, Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani yang mampu menjadi ketua DPR RI serta menjadi Menko PMK selama lima tahun tanpa berhenti di tengah jalan.
“Mbak Puan sebagai ketua Fraksi, ketua DPR, sebelumnya Menko PMK, lima tahun bukan menteri satu tahun. Dan tidak pernah berhenti di tengah jalan. Kan ada orang dapat fasilitas negara karena ambisi terus berhenti tengah di tengah jalan dan berimajinasi jadi pemimpin langsung merasa jadi presiden dan wapres mudah. Padahal pemimpin tanggung jawabnya bukan pada pencitraannya,” ungkapnya.
“Jadi semua bagi PDIP kaya dengan prestasi. Enggak pernah jabatan mogok di tengah jalan, semua sampai tuntas. Mbak Puan dipersiapkan, Prananda, Bu Risma, Pak Ganjar, sehingga PDIP kaya pemimpin muda yang semua disiplin,” tambah Hasto.