Kamis, 23 Januari, 2025

Ujung Pemerintahan Jokowi Skandal Keuangan Terbongkar, Rocky Gerung: Memanfaatkan Moral Hazard untuk Merampok Negara

TajukPolitik – Pengamat politik Rocky Gerung menegaskan jelang berakhirnya masa jabatan di tahun 2024, pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) bukannya menorehkan prestasi malah terbongkar skandal di Kementerian Keuangan.

Hal tersebut Rocky ungkapkan saat menjadi narasumber dalam diskusi yang ditayangkan Channel YouTube Novel Baswedan, Minggu (19/3).

“Ini kan fase terakhir Pak Jokowi. Mustinya ada penghargaan untuk beliau. Tapi justru di era ujung ini orang memanfaatkan moral hazard untuk merampok negara,” kata Rocky.

Selama menjabat, Jokowi selalu bicara dan membanggakan Infrastruktur. Tapi sayangnya, Jokowi lupa merawat Infrastuktur moral anak buahnya.

“Demikian juga dengan Sri Mulyani dia sibuk mencari hutangan. Sementara dia enggak ngerti moral lingkungannya sudah rusak,” sambung akademisi UI ini.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mensinyalir ada skandal keuangan berupa transaksi gelap senilai Rp300 triliun di Kemenkeu.

Rocky Gerung mempertanyakan sikap Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang langsung menciut dan mengatakan transaksi Rp300 triliun di Kementrian Keuangan adalah bukan uang korupsi

“Sri Mulyani, bisa ngelak-ngelak aja bahwa dia enggak tahu segala macam itu, bahkan dorongan yang udah sebutin 200 kali itu gak ada artinya. Nah sekarang, enggak mungkin laporan PPATK itu sebagai laporan doang, kalau sebagai laporan biasa ngapain mesti ditekan-tekan 200 kali kan?,” jelas Rocky melansir dari youtube Rocky Gerung Official, Kamis (16/03).

“Jadi sebetulnya, dari awal kita tahu ini juga pelanggaran etik. Tapi jadi pertanyaan kenapa kok PPATK akhirnya mundur lagi, lalu bilang 300 Triliun ini bukan korupsi?” tanya dia

Menurut Rocky, pasti ada tekanan politik dari orang atau lembaga di atas PPATK, sehingga membuat mereka putar balik.

“Ya saya bilang, itu karena tekanan politik pasti itu, dan itu yang menyebabkan negeri ini gak bisa maju secara moral,” kata dia.

“Karena waktu Sri Mulyani dengar 300 Triliun dan ditekankan hingga 200 kali itu, yaudah diam aja, dia mestinya introspeksi, memang salah saya maka untuk sementara saya mundur,” jelas dia.

“Tetapi kalau Sri Mulyani gak mau mundur, ya PPATK juga takut. Jangan-jangan nanti Sri Mulyani fight back atau Sri Mulyani menghitung bahwa ‘iya saya masih mampu lah menerangkan itu, karena saya tahu ke mana arahnya uang itu mengalir sebetulnya, dipakai buat apa saja itu’” tambahnya.

Tapi menurut Rocky, penjabaran terakhir ada di Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, sebagai orang pertama yang mengungkap ke publik.

“Tetapi poin kita adalah Mahfud MD yang memulai jadi dia musti meneruskan logikanya. Bahwa 300 Triliun ini adalah korupsi, atau ini adalah pencucian uang. Mau Sri Mulyani nggak ngaku, mau PPATK nggak ngaku. Ya beban pembuktian sekarang ada pada saudara Profesor Doktor Mahfud MD,” tutupnya.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini