TajukNasional Penetapan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, sebagai tersangka dalam kasus Harun Masiku dianggap sebagai langkah berani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di bawah kepemimpinan baru.
Langkah ini juga dinilai mampu mengembalikan marwah lembaga antirasuah tersebut.
Direktur Eksekutif Sentral Politika, Subiran Paridamos, menyebut keputusan ini mengejutkan publik, mengingat para pimpinan KPK yang baru dilantik Presiden Prabowo Subianto belum lama ini langsung menunjukkan gebrakan.
“KPK yang kini dipimpin Setyo Budiyanto dengan wakil-wakilnya, Fitroh Rohcahyanto, Ibnu Basuki Widodo, Johanis Tanak, dan Agus Joko Pramono, telah mengembalikan taring lembaga antikorupsi ini. Penetapan Hasto sebagai tersangka tidak berselang lama setelah mereka dilantik,” ujar Subiran, Rabu (25/12).
Menurut Subiran, kasus Harun Masiku yang terkait dengan dugaan suap kepada mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Wahyu Setiawan, sempat terkatung-katung selama empat tahun tanpa kejelasan.
“Penetapan Hasto sebagai tersangka adalah langkah maju dan berani KPK dalam membuka kembali kasus ini,” tegasnya.
Ia juga menilai, keputusan tersebut dapat menjadi langkah penting untuk membersihkan nama baik KPK yang sebelumnya kerap mendapat kritik tajam dari publik.
“Langkah ini sekaligus menjadi upaya KPK untuk membuktikan integritasnya sebagai institusi yang berani menegakkan hukum tanpa pandang bulu, terutama terhadap kasus-kasus besar yang melibatkan tokoh elite,” tambah Subiran.
Penetapan Hasto dinilai menjadi ujian awal bagi pimpinan KPK yang baru untuk meneguhkan kembali komitmen lembaga tersebut dalam memberantas korupsi secara tegas dan transparan.
Hal ini juga diharapkan mampu membangun kembali kepercayaan publik terhadap KPK.
