TajukNasional Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa salah satu indikator negara gagal dapat dilihat dari kondisi tentara dan polisi.
Hal ini disampaikan Prabowo dalam sambutannya di hadapan ratusan prajurit TNI-Polri dalam acara Rapat Pimpinan TNI-Polri di Gedung The Tribrata, Jakarta, Kamis (30/1).
Prabowo menjelaskan bahwa tentara dan polisi memiliki peran vital sebagai bagian dari negara dengan kekuasaan khusus, termasuk monopoli atas kekuatan fisik dan senjata.
Menurutnya, jika kedua institusi ini gagal dalam menjalankan tugasnya, maka dapat mencerminkan kegagalan negara secara keseluruhan.
“Karena itu biasanya ciri khas negara yang gagal adalah tentara dan polisi yang gagal,” ujar Prabowo.
Ia menekankan bahwa kekuasaan yang diberikan kepada tentara dan polisi adalah sangat besar, dan rakyat menuntut dedikasi yang tinggi dari mereka.
Presiden juga mengingatkan para prajurit TNI dan Polri bahwa mereka digaji dan diberi wewenang oleh rakyat.
Uang pajak rakyatlah yang menghidupi aparat keamanan ini, sehingga pengabdian yang diberikan harus setinggi-tingginya.
“Rakyat yang memberi makan kepada tentara dan polisi, dan rakyat memberi kuasa kepada tentara dan polisi untuk memegang monopoli senjata,” kata Prabowo.
Lebih lanjut, Prabowo mengingatkan bahwa rakyat menuntut dedikasi yang tinggi dan pengorbanan besar dari setiap prajurit TNI dan Polri.
Ia berharap agar setiap prajurit menjaga amanah yang diberikan dengan penuh tanggung jawab dan kesetiaan pada bangsa dan negara.
Pernyataan ini menunjukkan harapan Presiden agar TNI dan Polri selalu tampil sebagai garda terdepan dalam menjaga keamanan dan ketertiban demi kesejahteraan rakyat Indonesia.