TajukPolitik – Kabar mengenai batalnya akuisisi Bank Muamalat Indonesia oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) telah menarik perhatian kalangan legislatif. Langkah BTN ini dinilai sebagai bentuk kehati-hatian yang perlu diapresiasi dari sebuah bank milik negara.
Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Demokrat, Herman Khaeron, mendukung sikap kehati-hatian yang dilakukan manajemen PT Bank BTN dalam proses akuisisi atau merger BTN Syariah dengan Bank Muamalat. Bagaimanapun, kata Herman, proses akuisisi melibatkan banyak variabel dan risiko, termasuk faktor internal kedua perusahaan.
“Tentu keputusan yang diambil nantinya didasarkan pada kajian dan analisis dengan mengedepankan asas kehati-hatian. Termasuk proses due diligence yang telah dilakukan,” ungkap Herman dalam keterangannya, Minggu (23/6).
Menurut Herman, Bank BTN tentu harus memastikan bahwa setiap aksi korporasi, termasuk akuisisi, telah sesuai dengan strategi bisnis dan nilai-nilai perusahaan. Keseluruhan proses harus dilaksanakan dengan cermat untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil membawa manfaat jangka panjang bagi perusahaan dan para pemangku kepentingan.
Herman juga menekankan bahwa kesesuaian budaya dan visi antara dua entitas yang akan bergabung harus dipertimbangkan dengan seksama. Bank BTN harus melakukan evaluasi mendalam untuk memastikan bahwa kedua institusi dapat beroperasi secara harmonis setelah akuisisi. Penyesuaian budaya kerja dan visi yang selaras akan sangat penting untuk keberhasilan integrasi dua bank tersebut.
Di samping itu, langkah kehati-hatian yang dilakukan oleh manajemen BTN menunjukkan komitmen perusahaan dalam menjaga stabilitas dan keberlanjutan bisnisnya. Keputusan untuk tidak melanjutkan akuisisi ini juga mencerminkan tanggung jawab perusahaan terhadap pemegang saham dan nasabahnya. Dengan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan strategis, BTN menunjukkan dedikasinya dalam menjalankan bisnis dengan prinsip-prinsip good corporate governance.
Bank BTN, sebagai salah satu bank milik negara, terus berupaya untuk meningkatkan kinerjanya melalui berbagai strategi yang berorientasi pada pertumbuhan berkelanjutan. Melalui pendekatan yang berhati-hati dalam proses akuisisi, bank ini berupaya memastikan bahwa setiap langkah strategis yang diambil tidak hanya menguntungkan dalam jangka pendek, tetapi juga mendukung pertumbuhan jangka panjang.
Sikap kehati-hatian dalam proses akuisisi Bank Muamalat ini juga mendapatkan dukungan dari berbagai pihak yang menginginkan agar bank-bank BUMN dapat terus tumbuh dan berkembang dengan baik tanpa harus terburu-buru dalam mengambil keputusan yang berisiko tinggi. Dukungan dari DPR dan pihak terkait lainnya menunjukkan pentingnya pendekatan yang terencana dan matang dalam menghadapi tantangan bisnis yang kompleks.
Herman menambahkan bahwa dengan sikap yang hati-hati ini, diharapkan Bank BTN dapat terus memainkan perannya dalam mendukung perekonomian nasional, khususnya dalam sektor perumahan yang menjadi fokus utama bank ini. Dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian, BTN dapat memastikan bahwa setiap langkah strategis yang diambil selalu sejalan dengan kepentingan nasabah dan pemangku kepentingan lainnya.