TajukNasional Direktur Pusat Riset Politik, Hukum, dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam, menyebut bahwa publik semakin menunjukkan sikap antipati terhadap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Hal ini dikaitkan dengan dugaan bahwa partai tersebut menyembunyikan sejumlah kasus selama 10 tahun memegang kekuasaan di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Pernyataan Saiful ini merespons rencana Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, yang berencana membongkar video dugaan korupsi yang melibatkan petinggi negara. Menurut Saiful, langkah Hasto justru dapat memperburuk citra PDIP di mata masyarakat.
“Kalau terus begini, publik akan semakin antipati kepada PDIP karena dianggap banyak kasus yang coba disembunyikan saat mereka berkuasa,” ujar Saiful kepada wartawan pada Rabu (1/1).
Saiful, yang juga akademisi dari Universitas Sahid Jakarta, menilai bahwa rencana pengungkapan kasus tersebut menunjukkan indikasi adanya banyak kasus yang tidak diusut selama PDIP berada di lingkaran kekuasaan.
“Jika PDIP tidak berada di kekuasaan selama pemerintahan Jokowi, mungkin mereka punya alasan untuk membuka kasus tertentu. Namun, ini justru seperti perang saudara yang saling menjatuhkan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Saiful menekankan bahwa langkah saling membuka aib seperti ini tidak mencerminkan sikap politik yang baik.
“Dalam situasi ini, semestinya ada sikap saling menerima, bukan justru saling menjatuhkan. Setiap pihak pasti memiliki kelemahan masing-masing,” pungkasnya.
Pernyataan ini mencuat di tengah dinamika politik nasional yang memanas menjelang pemilihan umum mendatang, di mana isu-isu terkait kredibilitas partai politik menjadi sorotan utama publik.