Tajukpolitik – Survei Lingkar Survei Indonesia (LSI) menunjukkan dukungan atau endorsement Presiden Jokowi terhadap capres tertentu tidak berpengaruh besar kepada pilihan masyarakat dalam Pilpres 2024 mendatang.
Dalam rilisnya, LSI menyebut dukungan Jokowi hanya berpengaruh kurang dari dua persen. Sehingga dengan pengaruh itu, dukungan Jokowi tak berpengaruh jika elektabilitas antar capres terlalu jauh.
“Ketika persaingan margin besar (selisih lebih dari 3 persen), dukungan Jokowi tidak mengubah pemenang,” seperti dikutip dari rilis LSI, Rabu (23/11).
LSI membuat tiga simulasi tiga pasangan capres. Pada simulasi pertama, dukungan Jokowi kepada pasangan Ganjar Pranowo-Airlsngga Hartarto, menghasilkan elektabilitas sebesar 29,9 persen.
Keduanya unggul dari pasangan Anies Baswedan-AHY dengan 24,6 persen, dan Prabowo Subianto-Puan Maharani sebesar 22,1 persen.
Pada simulasi kedua, dukungan Jokowi kepada pasangan Prabowo-Puan hanya menurunkan elektabilitas Ganjar-Airlangga sebesar 1,5 persen. Namun, keduanya masih berada di peringkat pertama dengan elektabilitas 28,4 persen.
Di posisi kedua masih ada Anies-AHY dengan 24,6 persen. Dan terakhir Prabowo-Puan hanya naik menjadi 23,8 persen.
Lalu pada simulasi ketiga, dukungan Jokowi kepada Anies-AHY hanya mampu menaikkan elektabilitas keduanya sebesar 1,7 persen menjadi 26,3 persen. Namun, keduanya tetap berada di posisi kedua di bawah Ganjar-Airlangga dengan 28,5 persen.
Prabowo-Puan tetap di peringkat ketiga dengan elektabilitas sebesar 22,5 persen.
“Efek dukungan (endorsement) Jokowi kepada perubahan elektabilitas pasangan capres tidak besar. Efek dukungannya kurang dari dua persen,” kata LSI.
Survei LSI dilakukan secara kualitatif pada 10-19 Oktober 2022, terhadap 1.200 responden di 34 Provinsi. Survei menggunakan wawancara secara tatap muka (face to face interview), dengan margin of error sebesar +/- 2.9 persen.
Kemudian, riset kualitatif dilakukan dengan analis media, focus group discussion (FGD), dan indepth interview.