Tajukpolitik – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dikenal kritis terhadap banjir di Jakarta selama lima tahun terakhir. Namun, sikap PSI terkait banjir kali ini melempem.
Pasalnya, sejak Anies Baswedan tak lagi jadi Gubernur, PSI yang sebelumnya dikenal sangat rajin mengkritik penanganan banjir di ibukota, sekarang tak lagi garang. Sikap berbeda 180 derajat ditunjukkan saat dipimpin Penjabat (Pj) Gubernur, Heru Budi Hartono.
Hal tersebut terlihat saat banjir merendam ibukota selama dua hari terakhir, Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI, Justin Adrian Untayana, justru menyalahkan tata ruang.
“Hampir seluruh permasalahan yang ada di Jakarta termasuk banjir, macet, timbunan sampah, ruang terbuka hijau, air bersih, dan lain sebagainya disebabkan oleh tata ruang buruk yang telah diwariskan sekian lama,” katanya, Rabu (1/3).
Penataan pemukiman, lanjut anggota Komisi D DPRD DKI ini, harus dilakukan agar lebih terintegrasi dengan jaringan jalan, transportasi umum, serta utilitas seperti jaringan air dan listrik. Hal itu dinilai sangat penting untuk menciptakan pemukiman yang manusiawi dan berkecukupan fasilitas.
Padahal, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, genangan banjir terjadi di 5 ruas jalan dan 104 RT. Adapun wilayah paling parah adalah di Jakarta Timur sebanyak 57 RT. Bahkan di kawasan pemukiman Kampung Melayu dan Bidara Cina, banjir mencapai ketinggian 1 meter.
Sikap PSI tersebut membuka mata masyarakat Jakarta dan Indonesia secara umum, jika berubah dari kritis menjadi melempem hanya karena sosok pejabatnya, bukan karena peristiwanya.