TajukPolitik – Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Jansen Sitindaon mengeluhkan jumlah follower akun twitter miliknya yang tiba-tiba anjlok.
Melalui cuitannya di Twitter, Jansen menceritakan jumlah followersnya yang tiba-tiba hilang secara drastis.
Ia menuturkan, pada malam di Kamis (15/12), followersnya berjumlah 275 ribu.
Tapi jumlah itu berubah dalam waktu singkat. Ia mengunggah tangkapan layar profile Twitternya pada pukul 13:49 di hari Jumat (16/12).
Dari gambar tersebut, nampak followersnya tersisa 272.163. Atau kurang lebih dari 3000 followers.
“Baru tahu aku kehilangan 3000 ribu follower. Semalam 275 ribu. Skrg tinggal 272 ribu,” ungkapnya dikutip tajuknasional.com dari cuitannya di Twitter, Jumat (16/12/2022).
Ia menduga, pengurangan followers secara drastis itu, karena perusahaan sosial media milik Elon Musk itu memang sengaja membersihkan akun robot.
“Kelihatannya Twitter “Pak Elon”, lagi bersih-bersih akun spam, bot, troll dan lain-lain. Semoga benar,” ujarnya.
Jansen juga mengungkit beberapa akun yang terkena suspend. Salah satunya akun Twitter mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didu.
“Terus teman-teman yang di-suspend itu karena apa ya? Khusus pak Said Didu kan jelas orang dan akunnya. Sehat untuk semua,” sambung Jansen.
Akun Twitter Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu, @msad_didu, dibatasi pada Jumat (16/12) pagi.
Dirinya menduga penyebab pembatasan akunnya dikarenakan cuitannya di media sosial terkait mobil dan motor listrik.
Tweet terakhirnya mengungkit soal subsidi pupuk, BBM, dan listrik yang dikurangi, sedangkan subsidi mobil listrik akan dihidupkan.
Didu juga menyuarakan pertanyaan yang ditujukan pada pemerintah mengenai subsidi yang dianggapnya tidak adil bagi rakyat.
Bukan hanya di Indoneisa, Twitter Inc pada Kamis juga menangguhkan akun beberapa jurnalis, termasuk yang dari New York Times dan Washington Post. Seperti dilansir Reuters Jumat 16 Desember 2022, dengan situs yang menampilkan pemberitahuan “akun ditangguhkan” untuk mereka.
Reuters tidak dapat segera memastikan mengapa akun tersebut ditangguhkan. Semua reporter yang ditangguhkan dalam beberapa bulan terakhir menulis tentang pemilik Twitter, miliarder Elon Musk, dan perubahan di platform sejak dia membelinya.
Menanggapi Tweet tentang penangguhan akun, Musk men-tweet, “Aturan doxxing yang sama berlaku untuk jurnalis seperti untuk semua orang.” Ia merujuk referensi aturan Twitter yang melarang berbagi informasi pribadi, yang disebut doxxing.
Dia menambahkan, “Mengkritik saya sepanjang hari tidak masalah, tetapi tidak boleh membagikan lokasi waktu nyata saya dan membahayakan keluarga saya.”