TajukPolitik – Seringnya Mantan Kabareskrim Komjen Pol (Purn) Susno Duadji menanggapi kasus Ferdy Sambo membuat keluarganya mendapat teror.
Susno Duadji menanggapi kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J dengan tersangka Irjen Ferdy Sambo, istrinya, serta sejumlah ajudannya dan sejumlah kejanggalan di balik kasus tersebut.
Sejak mencuatnya kasus penembakan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Pol (Purn) Susno Duadji termasuk sosok yang paling vokal bersuara.
Susno Duadji berkali-kali tampil di berbagai media massa menjadi narasumber membahas kasus yang terjadi di di rumah dinas mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Irjen Ferdy Sambo itu.
Sejak awal dalam analisisnya, Susno sudah melihat ada banyak keganjilan dalam kasus penembakan Brigadir J.
Apalagi ketika Bharada Ricardo Eliezer Puding Lumut alias Bharada E ditetapkan menjadi tersangka, ia melihat ada ketidakadilan.
Lantaran itu pula ia mendesak agar kasus ini diusut tuntas seterang-terangnya.
Namun lantaran sikap vokalnya itu pula Susno sempat mendapat “teror” dari pihak-pihak yang tidak senang.
Bukan Susno langsung yang diteror, melainkan putrinya.
Usaha pertambangan milik putri Susno Duadji di Lahat, Sumatera Selatan, sempat didatangi oleh “polisi-polisi liar” pada 16 Agustus 2022 lalu.
Susno menyebut mereka “polisi liar” lantaran mereka datang tanpa membawa surat tugas.
Teror yang dialami anaknya itu diceritakan Susno Duadji saat bertandang ke kantor redaksi kepada Tribunnews.com di kawasan Palmerah, Jakarta Selatan, Senin (22/8/2022).
“Baru beberapa hari lalu sejumlah anggota polisi tiba-tiba datang ke tempat usaha (pertambangan, red) anak saya di Lahat,” kata Susno.
Susno tak menyebutkan pertambangan apa yang dimiliki anaknya itu.
Namun ia menyebut polisi yang datang ke tempat usaha anaknya itu berasal dari Jakarta dengan membawa mobil dinas.
Termasuk di dalamnya mobil Indonesia Automatic Fingerprint System (Inafis).
“Ini plat mobilnya dari Jakarta. Ada mobil Inafis juga. Kalau nggak mau neror saya atau anak saya, apalagi tujuannya,” kata Susno seraya memperlihatkan foto-foto anggota polisi dan mobil polisi yang datang ke tempat usaha anaknya pada 16 Agustus 2022 lalu itu.
Susno berani menyebut mereka “polisi liar” karena saat diminta surat tugas, tak satupun dari polisi itu yang mau menunjukkan.
Kemudian, ketika ia mengontak Komjen Pol Agus Andrianto, Kabareskrim Polri itu juga mengaku tidak pernah mengirimkan anggotanya ke tempat usaha anak Susno Duadji itu.
“Wah, liar itu Bang,” kata Susno menirukan ucapan Komjen Pol Agus Andrianto saat menelpon sang Kabareskrim.
Lalu dari mana polisi-polisi yang datang ke tempat usaha anaknya itu?
Susno menduga mereka adalah suruhan dari kelompok pejabat polisi yang tidak suka dirinya terlalu vokal berbicara soal kasus Irjen Pol Ferdy Sambo.
“Mungkin mereka mau meminta saya diam. Tapi saya tidak akan takut,” kata Susno.
Mantan Wakil Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) itu mengaku tidak akan diam selama masih melihat ada ketidakadilan dalam kasus penembakan Brigadir J.
“Saya ini mantan polisi, 35 tahun berkarier sebagai polisi. Sering nangkap orang. Pernah juga ditangkap. Walaupun penangkapan itu sebuah rekayasa,” kata Susno.
“Ketika dulu saya mengalami ketidakadilan, ketika saya ditangkap dan dituduh korupsi, paling yang kena cuma harga diri saya. Tapi dalam kasus ini, rekayasanya menyangkut nyawa. Ada yang tewas. Ada keluarga yang kehilangan anaknya.
Saya nggak bisa terima yang seperti ini. Karena itu saya akan terus bersuara. Saya tidak akan takut dengan teror-teror seperti itu,” kata Susno Duadji.