TajukPolitik – Ekonom senior Rizal Ramli nilai Menteri Keuangan Era Jokowi, Sri Mulyani Indrawati tidak becus kerja dan merugikan negara.
Hal tersebut ia sampaikan mengomentari jumlah utang negara terbaru yang saat ini sudah tembus Rp 7.733,99.
Rizal meyakini lama-lama akan terbongkar bahwa menteri keuangan hanya menjadi beban bagi Indonesia karena kebijakan utang yang jor-joran berbunga tinggi.
Padahal, beban bunga tinggi (2% lebih tinggi dari negara-negara yang ratingnya sama atau lebih tinggi) itu harus dibayar rakyat.
Terkait hal itu, Rizal membandingkan dengan menteri keuangan era Soeharto dan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Ia menganggap mereka lebih baik daripada menteri keuangan era Jokowi.
“Dibandingkan dgn senior2 spt Prof Wijoyo dkk. Mereka masih ada empathy dgn rakyat, bantu Pak Harto design Inpres SD dll. SMI (Sri Mulyani Indrawati) benar2 payah dan merugikan RI,” ujar Rizal, dikutip tajuknasional.com dari akun Twitter pribadi pada Jumat (20/1).
Soal tehnis Pak Harto ndak ngerti2 amat. Tapi Prof Wijoyo dkk tidak ngibuli Pak Harto. Demikian juga Gus Dur, RR tidak pernah ngibuli Gus Dur 🙂🙏 Disitulah integritas kaum intelektual diuji. Mentang2 bos ne ndak ngerti, terus kasih angin sorga, membebani RI dgn utang ugal2-an🥲 https://t.co/z1dHG0Eo63
— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) January 19, 2023
“Dipuja-puji media international krn memang menguntungkan kreditor2 internasional (selisih bunga +2%) dan tukar2 iklan,” sambungnya.
Ekonom dan politikus senior itu tak memungkiri bahwa terkait teknis, baik Soeharto maupun Gus Dur tidak terlalu mengerti.
Tetapi setidaknya menterinya tidak ngibuli dua presiden itu. Menurutnya, di situlah integritas kaum intelektual diuji.
“Soal tehnis Pak Harto ndak ngerti2 amat. Tapi Prof Wijoyo dkk tidak ngibuli Pak Harto. Demikian juga Gus Dur, RR tidak pernah ngibuli Gus Dur. Disitulah integritas kaum intelektual diuji. Mentang2 bos ne ndak ngerti, terus kasih angin sorga, membebani RI dgn utang ugal2-an,” pungkas Rizal.
Meski berada pada posisi yang tinggi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan bahwa rasio utang pemerintah Indonesia pada 2022 relatif lebih rendah dari negara lainnya, bahkan diantara negara Asean yang dirinya sebutkan.
Dalam unggahan materi paparannya di akun Instagram resmi, Sri Mulyani menyampaikan kondisi rasio utang negara terhadap produk domestik bruto (PDB) atau debt to GDP (gross domestic bruto) di berbagai negara G20 dan Asean pada 2022.
Dalam paparan saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (16/1/2023), tercatat rasio utang pemerintah Indonesia sebesar 39,6 persen. Rasio utang RI lebih rendah dari Korea Selatan yang berada di posisi keempat (54,1 persen).
Namun, lebih tinggi dari Arab Saudi (24,8 persen) dan Rusia (16,2 persen) yang menempati posisi pertama dengan utang paling kecil di antara negara G20 dan Asean.