TajukPolitik – Puisi sindiran yang dibacakannya Butet Kartaredjasa saat puncak acara Bulan Bung Karno di GBK langsung mendapatkan reaksi tajam oleh warganet bahkan para politisi pun ikut melontarkan kritikan kepadanya.
Politisi dari Partai Demokrat, Jansen Sitindaon yang menyayangkan sikap dari Butet yang menghina bakal calon presiden selain Ganjar Pranowo..
Wasekjen Partai Demokrat ini mengatakan, di zaman pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Butet sangat banyak mengkritik namun dulu Jansen masih menganggap tinggi Butet ini.
“Namun skrg SAH SUDAH. Dia ini kelasnya memang bukan Budayawan, tp sekedar seniman komersil saja. Dan partisan. Jd jgn terlalu tinggi lagi kita melihat dia!” ujarnya di akun twitter pribadinya yang dikutip tajuknasional.com, Senin (26/6).
Butet tengah menjadi pembicaraan publik karena secara terang-terangan menjadi pengisi acara di perayaan bulan Bung Karno.
Yang disorot adalah secara gamblang membacakan sebuah puisi dengan bait-bait sindiran yang ditujukan kepada beberapa kandidat Capres RI.
Selain itu, Butet juga menjadi bagian pendukung pemerintahan saat ini yang dipimpin oleh Jokowi, kader PDIP.
Selama ini Butet Kartaredjasa dikenal sebagai seniman ataupun budayawan yang idealis dan kerap menyentil kebijakan pemerintahan.
Dalam pembacaan puisinya di hadapan para kader-kader PDIP, Butet menyindir dengan jelas Capres yang yang dimaksud.
Disini semangatnya meneruskan, disana maunya perubahan, itulah sebuah persaingan, disini menyebutnya banjir, disana menyebutnya air yang parkir, begitulah kalau otaknya pandir,” sindirnya.
Dalam bait puisi tersebut Butet Kartaredjasa secara tersirat menyebut salah satu Capres dengan sebutan Pandir.
Tak hanya satu capres yang mendapatkan sindiran, Butet Kartaredjasa juga melakukan sindiran kepada Capres lainnya.
Dirinya menyebutkan bahwa salah satu Capres memiliki rekam jejak yang mengerikan yaitu sering melakukan penculikan.
“Hati seluruh rakyat Indonesia pasti akan sedih jika kelak ada presiden hobinya kok menculik,” imbuhnya.