TajukNasional Presiden ke-6 RI, Dr. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyerukan penguatan kerja sama internasional dalam pidato kuncinya di Konferensi Tokyo 2025. SBY menyoroti krisis multilateralisme global dan pentingnya kolaborasi antarnegara untuk mengatasi tantangan dunia.
“Multilateralisme sedang dalam krisis. Sejak 1945 memang tidak ada Perang Dunia, tetapi kita lihat konflik di Ukraina, Gaza, Kongo, Sudan, dan perang sipil di Myanmar,” ujar SBY di hadapan ratusan peserta dari berbagai negara.
SBY mengkritik mundurnya Amerika Serikat dari sejumlah perjanjian multilateral dan kelumpuhan Dewan Keamanan PBB dalam menghentikan konflik global. Ia juga menyoroti adanya standar ganda dalam penerapan hukum dan norma internasional.
“PBB adalah campuran antara kegagalan dan keberhasilan. Kegagalannya terlihat dari perang yang terus berlanjut, sementara keberhasilannya tampak dari lahirnya negara-negara merdeka pascakolonialisme,” kata SBY.
Solusi Penguatan Multilateralisme
SBY mengusulkan langkah konkret untuk mengatasi krisis ini, antara lain memperkuat peran PBB, membebaskan Dewan Keamanan dari cengkeraman veto lima negara, memberdayakan Majelis Umum, meningkatkan operasi penjaga perdamaian, dan menciptakan sistem pendanaan yang stabil.
“Reformasi PBB hanya bisa terwujud jika mayoritas anggotanya bersatu, bukan terpecah antara negara kuat dan lemah, kaya dan miskin. Tanpa persatuan, multilateralisme akan kehilangan maknanya,” tegas SBY.
SBY juga berbagi pengalamannya dalam forum global, seperti mengatasi krisis keuangan 2008, negosiasi perubahan iklim, dan implementasi SDGs.
Mengutip pepatah Afrika, SBY mengajak dunia untuk kembali ke jalur kerja sama, kemitraan, dan kolaborasi. “Jika ingin cepat, pergilah sendiri. Jika ingin jauh, pergilah bersama-sama. Jadi, marilah kita pergi jauh, bersama-sama,” pungkasnya.
Konferensi Tokyo 2025, yang dimulai sejak 2017, menjadi platform tingkat tinggi untuk mendorong kerja sama multilateral dan mencari solusi inovatif atas tantangan global. Tahun ini, konferensi mengangkat tema ‘Kerja Sama Internasional dan Pemulihan Perdamaian pada Peringatan 80 Tahun PBB.’