TajukNasional Anggota Komisi VI DPR RI, Sartono Hutomo, menyatakan keprihatinannya atas kenaikan harga MinyaKita yang kini telah melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Sartono juga menyesalkan fenomena kenaikan harga minyak goreng kemasan sederhana ini yang terus berulang tanpa solusi yang jelas.
“Saat ini, harga MinyaKita rata-rata sudah mencapai Rp 17.649 per liter, lebih tinggi dari HET yang ditetapkan. Ini jelas menunjukkan adanya kelemahan dalam pengawasan distribusi dan penegakan regulasi yang perlu segera diperbaiki,” ungkap Sartono Hutomo kepada media di Jakarta, Selasa (28/1/2025).
Lebih lanjut, Sartono mendesak pemerintah, khususnya Kementerian Perdagangan, untuk melakukan evaluasi mendalam terkait penyebab kenaikan harga MinyaKita yang berulang. Ia juga meminta Kemendag menggandeng kementerian dan lembaga lainnya untuk mencari solusi jangka panjang.
“Pengawasan terhadap distribusi MinyaKita harus lebih ketat agar produk ini tetap tersedia dan dijual sesuai HET yang ditetapkan pemerintah,” tegasnya. Sartono menambahkan bahwa tindakan tegas perlu diambil terhadap pedagang dan produsen yang melanggar aturan penjualan MinyaKita, termasuk mencabut izin usaha bagi yang terbukti melakukan pelanggaran.
Selain itu, Sartono menekankan pentingnya memastikan bahwa kebijakan subsidi pemerintah pada MinyaKita benar-benar efektif dan tepat sasaran. “Subsidi seharusnya meringankan beban rakyat, tetapi jika harga terus naik dan terjadi kelangkaan, maka kebijakan ini tidak akan mencapai tujuannya,” jelasnya.
Politikus senior Partai Demokrat ini juga mengajak semua pihak terkait untuk bekerja sama menyelesaikan masalah ini demi kesejahteraan rakyat. “Kita harus memastikan bahwa kebutuhan pokok seperti minyak goreng dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat dengan harga yang terjangkau,” tambahnya.
Sartono berharap kebijakan yang dicanangkan oleh Presiden RI, Prabowo Subianto, dapat didukung oleh semua pihak. “Jika ada pihak-pihak yang malah memberatkan hidup rakyat, mereka harus ditindak tegas,” pungkas Sartono.