TajukPolitik – Mantan Sekretaris BUMN Said Didu menyoroti pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang kesuksesannya ambil alih PT Freeport Indonesia dan Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI).
Said Didu kemudian meluruskan maksud dari klaim Jokowi tentang kesuksesan ambil alih PT Freeport Indonesia dan Blok Rokan agar bisa jelas.
“Biar jelas, klaim ini perlu diluruskan dg penjelasan sbb: 1) freeport itu dibeli oleh BUMN dari hak Rio Tinto – bukan dari freeport,” jelas Said Didu.
“2) blok rokan itu habis masa kontraknya dan dibeli oleh Pertamina dari pemerintah,” imbuhnya dikutip tajuknasional.com dari Twitter @msaid_didu, Rabu (11/1).
Sebelumnya, dalam acara perayaan HUT PDIP ke-50 di JIExpo, Kemayoran, Presiden Jokowi memamerkan kesuksesannya mengambil alih PT Freeport Indonesia, Blok Rokan, serta Blok Mahakam dari Total Total E&P Perancis.
“Freeport yang sudah lebih dari 50 tahun dimiliki oleh Freeport Mcmoran dari Amerika, telah tiga tahun ini mayoritas kita miliki yaitu 51,2 persen (sahamnya). Yang kita inginkan dari pengambilalihan ini adalah industrialisasi,” ucapnya dikutip dari CNN Indonesia.
Selanjutnya Jokowi kembali menunjukkan keberhasilan mengambil alih hak pengelolaan ladang minyak cadangan paling besar yang pernah ditemukan di Indonesia, yaitu Blok Rokan yang telah dikuasai asing selama puluhan tahun.
“Blok Rokan juga sudah 97 tahun dikelola Chevron, dari Amerika juga. Saat ini sudah 100 persen diambil oleh kita sendiri dan dikelola oleh Pertamina. Blok Mahakam 43 tahun dikelola Total E&P Perancis, sekarang 100 persen dikelola Pertamina,” ujarnya.
“Jangan sampai tambangnya ada di kita, tapi industrinya, smelternya ada di Jepang, Spanyol. Kira nggak dapat apa-apa. Pajak sedikit, royalti sedikit, dividen sedikit, lapangan pekerjaan juga nggak dapat,” lanjutnya.