Tajukpolitik – Partai Demokrat menanggapi video pendek yang memperlihatkan relawan Jokowi, Benny Rhamdani, mengaku siap tempur melawan pihak-pihak yang kontra kepada Presiden Jokowi.
Kepala Badan Komunikasi Strategis (Kabakomstra) DPP Partai Demokrat/Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, menyatakan politik itu adu gagasan, adu ide, adu solusi untuk permasalahan bangsa, adu jejak rekam.
“Bukan adu fisik, bukan menggunakan intimidasi, apalagi melakukan kriminalisasi atau melabel yang berbeda pasti melanggar hukum,” katanya, Selasa (29/11).
Herzaky menyebutkan penyebaran video itu menunjukkan pembenaran pemikiran yang penuh dengan nada ancaman, intimidatif, dan kekerasan verbal yang bisa berujung kepada tindak kekerasan di lapangan.
“Seakan-akan ingin memberikan sinyal kepada pihak-pihak yang berbeda atau kritis terhadap pemerintah, dengan menggunakan contoh-contoh ekstrem sambil mengirimkan pesan tersamar,” lanjutnya.
Alumnus Universitas Indonesia (UI) itu menjelaskan pola-pola intimidatif begini biasanya digunakan oleh pemerintahan otoriter dan kaki tangannya, bukan pemerintahan demokratis. Apalagi hal itu disampaikan oleh seorang pejabat publik.
Seharusnya, lanjut Herzaky, pejabat publik lebih bisa menjaga omongannya dan memiliki pemikiran yang lebih maju.
“Sangat disayangkan malah bisa berpikiran barbar seperti itu. Berbahaya sekali jika orang-orang di sekeliling Presiden Jokowi memiliki sikap seperti di video itu,” jelasnya.
Dia juga menyebutkan wajar jika demokrasi Indonesia makin memburuk jika pandangan dan sikap seperti ini mendominasi orang-orang di sekeliling Presiden Jokowi dan berharap Presiden Joko Widodo bisa menertibkan pendukungnya yang seperti ini.
“Jangan seakan-akan merestui perilaku barbar seperti ini. Kasihan Presiden Jokowi yang berupaya mengembalikan demokrasi kita agar bisa sebaik di era SBY, tetapi malah upayanya digerogoti dari orang-orang dekatnya sendiri,” pungkasnya.