TajukPolitik – Pakar hukum tata negara, Refly Harun merekomendasikan agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun tangan dalam investigasi kasus bentrok di PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI), Morowali Utara.
Dirinya mengatakan, KPK dapat memeriksa para pejabat lokal di wilayah tersebut agar tau ada tidaknya setoran rutin dari perusahaan.
“Kalau kita mau jujur, cobalah sekali-kali KPK turun tangan. Adakah pejabat-pejabat lokal, penegak hukum lokal, yang dibayar oleh PT ini yang mendapatkan setoran rutin,” kata dia dalam video di kanal Youtubenya, dikutip tajuknasional.com Jumat (27/1).
Selain KPK, dia juga menyebut Kementerian Hukum dan HAM untuk melihat apakah ada kongkalikong di imigrasi Morowali. Kemudian, Mabes Polri juga dapat menyelidiki apakah ada kongkalikong di polda atau polres wilayah tersebut.
“Tentu saja ya KPK bisa turun tangan untuk memeriksa gubernur atau bupati yang terkait dengan wilayah tersebut,” imbuhnya.
Sarannya itu ia ungkapkan guna mengantisipasi kemungkinan Indonesia ditundukkan oleh pihak asing dengan membeli pejabat-pejabat lokal, sebagaimana yang ia ketahui dari dokumen rahasia Rusia. Dengan begitu, para pejabat lokal akan berpihak kepada asing meski pihak asing jelas-jelas melakukan pelanggaran.
“Celakanya kalau seandainya keberpihakan itu juga di tingkat pusat. Karena menurut dokumen rahasia itu, yang dibeli tidak hanya pejabat lokal, tetapi juga pejabat pusat. Tentu nilai membelinya beda ya antara pejabat lokal dan pejabat pusat,” tukasnya.
Seperti diketahui, bentrokan yang terjadi antara Warga Negara Asing (WNA) dan juga Warga Negara Indonesia (WNI) atau warga lokal telah merenggut dua korban jiwa. Di mana satu orang merupakan WNA dan satu orangnya lagi adalah warga lokal.
Sebelumnya, PT GNI telah buka suara perihal bentrokan karyawan yang berujung maut. Insiden tersebut terjadi pada 14 Januari 2023 yang berlokasi di area smelter milik PT GNI di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
Mengutip keterangan resmi perusahaan, Direksi PT GNI menyampaikan sangat prihatin atas peristiwa demonstrasi yang berakhir ricuh. Pasalnya, hal tersebut tidak hanya berdampak bagi perusahaan melainkan juga juga masyarakat sekitar.