TajukPolitik – Beredar kabar, putra kedua Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Prananda Prabowo bakal mengisi posisi Menteri MenPAN-RB menggantikan Tjahjo Kumolo yang tutup usia.
Menanggapi hal itu, Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat menyebut sejumlah nama layak mengisi pos MenPAN RB.
“Jadi kita banyak stok, ada mas Prananda Prabowo Ketua DPP PDIP, pak Ganjar, ada pak Olly,dan Mas Basarah. Belum lagi kepala daerah kita yang di Kabupaten/kota maupun provinsi,” kata Djarot di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (5/7).
Tak hanya itu, Djarot juga menyebut nama Sekjennya, Hasto Kristiyanto yang dianggap layak untuk mengisi kursi tersebut.
Oleh karena itu, dia memastikan PDI-Perjuangan akan siap memberikan kader terbaiknya jika Presiden Jokowi telah memintanya.
“Pak Hasto juga bisa. Artinya apa? kita banyak stok, Pak Basarah juga bisa, kita banyak stok ya dari PDIP banyak stok Pak Basarah ok, Pak Hasto ok, tergantung kepada dari penugasan,” ujarnya.
Lantas Bagaimana Sosok Prananda Prabowo yang merupakan anak Megawati Soekarnoputri?
Memang sejak kehadiran Prananda Prabowo di Rakernas PDIP diketahui dari foto Mega dan Jokowi yang diambil di sebuah ruangan di Sekolah Partai PDIP di Lenteng Agung, Jakarta menjadi perbincangan.
Di mana di Momen tersebut, Prananda, Megawati dan Jokowi terlihat bersama dalam foto tersebut.
Jika dibandingkan dengan Puan Maharani, Prananda memang jarang terlihat di depan publik.
Prananda Prabowo diketahui lebih banyak berada di belakang layar. Akan tetapi, dalam berbagai kesempatan dia beberapa kali terlihat mendampingi Megawati.
Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara (Setneg) Faldo Maldini menegaskan bahwa posisi menteri ad interim bukan seperti pelaksana tugas. Peran ad interim dilakukan demi menjaga pemerintahan tetap berjalan pada periode tertentu.
Hal itu merespons soal penunjukan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ad interim menggantikan Menkopolhukam Mahfud MD. Mahfud sebelumnya menjadi menteri ad interim dari menteri definitif kala itu, Tjahjo Kumolo sakit hingga meninggal dunia pada 1 Juli 2022.
“Ad interim ini bukan PLT, biasanya kalau ada kunjungan luar negeri seorang menteri, sakit, dan berhalangan lainnya, selalu ada ad interim. Tujuannya menjaga fungsi pemerintahan tetap berjalan dalam periode yang sangat terbatas,” kata Faldo dalam keterangan, Selasa (5/7/2022).