TajukPolitik – Menteri Pertahanan Prabowo Subianto membahas soal strategi lumbung pangan atau food estate yang ia inisiasi mendapat kritik keras dari komika, Sammy Notaslimboy.
“Nggak tau konsep distribusi asal njeplak. Ongkos distribusinya malah nutupin nilai barang yang didistribusikan. Belum lagi bicara alih fungsi lahan yang pasti jadi beban lingkungan. Jelas goblok ini mah,” tulis Sammy dalam akun twitternya yang dikutip tajuknasional.com, Selasa (15/11).
Dalam pidatonya di Global Food Security Forum, Prabowo mengatakan, strategi food estate tersebut dapat berkontribusi besar dalam menjaga ketahanan pangan dunia.
“Tujuan kita adalah memberikan makan 8 miliar orang,” ucapnya di Nusa Dua Bali pada Minggu, (13/11).
Ia mengatakan tugas pemerintah adalah memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pangan demi mencapai target nol kelaparan.
Oleh karena itu, ia membeberkan strateginya dalam mengubah 16 juta hektar hutan Indonesia yang telah terdegradasi untuk menjadi lahan produktif. Menurut Prabowo, sebetulnya ada 80 juta hektar hutan yang telah terdegradasi akibat kerakusan kapitalis di masa lampau. Namun, hanya 8 hektar yang akan dimanfaatkan untuk lahan produksi pangan dan 8 hektar lainnya untuk produksi energi.
Untuk mengubah hutan tersebut, menurutnya, tidak membutuhkan banyak teknologi. Sebab, kata dia, sumber daya alam Indonesia yang melimpah telah memberikan banyak keuntungan dan kemudahan. Lahan tersebut akan ditanami akan ditanami sawit, aren, hingga singkong.
Bahkan menurutnya, Indonesia mampu memproduksi produksi energi terbarukan, energi bersih, maupun bioenergi. “Dengan manajemen dan teknologi, kalian bisa bayangkan kenaikan produksi,” ucap Prabowo.
Ia pun mengajak segenap pemimpin dunia bersatu dan bekerja sama dalam mengatasi krisis pangan yang kini telah menjadi ancaman secara global. Menurut Prabowo, sudah sepatutnya seluruh pemimpin dunia bergerak untuk menyelesaikan konflik antarnegara. Terlebih salah satu penyebab krisis pangan adalah konflik antarnegara yang terjadi pada saat ini.
Prabowo berharap penyelenggaraan Global Food Security Forum dapat memberikan pemahaman mengenai ketahanan pangan dari sudut pandang Indonesia dan dunia. “Yang lebih penting adalah kesatuan, kekompakan, dan kemampuan antar-elite nasional dan internasional untuk bekerja sama,” tukas Prabowo.