TajukPolitik – Pengamat kebijakan publik Gigin Praginanto, mendadak menyentil Polisi di Kepulauan Yapen yang kocar-kacir saat baku tembak dengan KKB.
“Mereka cuma galak dan kejam kepada demonstran gak bersenjata, gayanya kayak orang sakti mandraguna yang tak terkalahkan oleh siapapun,” ujar Gigin dikutip tajuknasional.com dari unggahan twitternya, @giginpraginanto Kamis (15/12).
Diketahui sebelumnya, Kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyerang iring-iringan 25 polisi di Kepulauan Yapen, Papua, pada Rabu (14/12).
Akibat penyerangan yang dilakukan KKB, keduanya sempat baku tembak sebelum akhirnya polisi lari kocar-kacir untuk mengamankan diri.
Dalam video amatir yang beredar, tampak sejumlah anggota polisi berlindung di samping mobil yang mereka kendarai di kawasan Simpang Sobeba.
Sejumlah polisi terlihat menggunakan rompi anti peluru sambil memegang senjata. Tidak lama berselang, tembakan dari arah bukit dilepaskan KKB dan mengarah ke polisi yang berlindung di samping mobil patroli.
Tembakan tersebut mengenai atap mobil patroli. Selanjutnya polisi membalas tembakan tersebut ke arah bukit. Terdengar suara tembakan beruntun dilepaskan polisi.
Bagaikan game PUBG Mobile, pada video berdurasi 1 menit 41 detik itu, terlihat sejumlah polisi kemudian lari kocar-kacir sambil menunduk.
Sementara dalam potongan video lainnya, tampak polisi berlindung di semak-semak tak jauh dari lokasi mobil sebelumnya. Suara tembakan juga masih terdengar sembari polisi terus berjalan menjauh dari lokasi serangan.
Kapolres Kepulauan Yapen AKBP Herzoni Saragih mengatakan 25 polisi dihadang dan diserang dengan tiba-tiba. Akibatnya para personelnya sempat kocar-kacir.
“Kejadian itu terjadi ketika 25 personel Polri dengan mendatangi Simpang Sobeba, Yapen Utara yang dipalang dengan kayu besar. Lalu di perjalanan anggota kami dihadang,” kata Herzoni kepada detikcom, Rabu (14/12).
“Saat itu anggota ditembak hingga akhirnya anggota lari kocar-kacir untuk menyelamatkan diri ke dataran lebih tinggi,” imbuhnya.
Menurut Herzoni mengatakan pihaknya melakukan itu karena untuk mencegah korban berjatuhan. Hal ini karena anggota KKB menembak dari posisi yang sulit untuk dilacak.
“Saat itu mobil di tinggal karena jalan kecil tidak mungkin sempat putar balik, apalagi diam di tempat,” katanya.
“Personel kita juga sempat melawan tembakan. Namun karena mereka di bukit dan susah dilacak posisinya. Apalagi mereka juga menggunakan bom rakitan atau bom molotov yang berbahan mesiu. Akhirnya anggota kami lebih memilih menyelamatkan diri,” katanya.
AKBP Herzoni Saragih mengatakan bahwa korban tewas atas nama Yeferson Sayuri itu memang bagian dari rombongan. Oleh sebab itulah Yeferson tertembak hingga dinyatakan meninggal.