Jumat, 10 Januari, 2025

PKB Pertanyakan Rencana Menhut Ubah 20 Juta Hektare Hutan untuk Pangan dan Energi

TajukNasional Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan, meminta penjelasan mendalam dari Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni terkait rencana pemanfaatan 20 juta hektare hutan untuk kepentingan pangan, energi, dan air. Daniel menekankan pentingnya pemahaman yang jelas tentang dampak rencana tersebut, mengingat masyarakat Indonesia telah lama memanfaatkan hutan secara tradisional untuk sumber kehidupan.

“Terkait hal ini, kami perlu mendengar penjelasan rinci dari pemerintah. Apakah rencana ini akan membuka hutan secara besar-besaran yang berisiko menyebabkan deforestasi, ataukah menggunakan pendekatan yang lebih ramah lingkungan seperti agroforestri, perhutanan sosial, atau pemanfaatan jasa lingkungan?” ujar Daniel Johan, Senin (6/1/2025).

Politisi dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu juga mengkritisi ketidaksesuaian antara rencana pemanfaatan 20 juta hektare lahan hutan dengan target Indonesia mencapai zero net sink pada tahun 2030. “Jika 20 juta hektare hutan akan dibuka, bagaimana kita bisa mencapai zero net sink pada 2030? Ini perlu dipertimbangkan dengan matang,” tambahnya.

Daniel Johan menekankan pentingnya menjaga kelestarian ekosistem hutan dalam jangka panjang. Menurutnya, meskipun membuka hutan untuk pertanian dapat mendongkrak produktivitas pangan, risiko kerusakan keanekaragaman hayati, ekosistem alami, serta dampaknya terhadap perubahan iklim tidak bisa diabaikan.

“Hutan memiliki peran vital dalam menjaga keseimbangan iklim, melindungi sumber daya air, serta menjadi habitat bagi banyak spesies. Oleh karena itu, setiap keputusan harus mempertimbangkan semua dampak ekologisnya,” ungkapnya.

Meski demikian, Daniel Johan menyatakan dukungan terhadap visi besar Presiden Prabowo terkait swasembada pangan, namun ia menegaskan bahwa kebijakan tersebut harus tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. “Saya sangat mendukung swasembada pangan, tapi kebijakan ini harus dijalankan dengan cermat dan hati-hati agar tidak merusak hutan dan lingkungan,” jelasnya.

Sebagai alternatif, Daniel Johan mengusulkan untuk memanfaatkan lahan pertanian yang saat ini belum diolah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2019, sekitar 11,77 juta hektare lahan belum dimanfaatkan secara optimal untuk pertanian. “Lahan ini bisa menjadi solusi untuk mencapai swasembada pangan tanpa perlu membuka hutan,” tutup Daniel Johan.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini