Tajukpolitik – Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini, menyebut delapan partai politik yang menggelar konsolidasi menolak sistem pemilu proporsional tertutup merupakan teladan untuk demokrasi.
Adapun konsolidasi ini diinisiasi oleh partai Golkar, Gerindra, Demokrat, Nasdem, PAN, PKB, PPP, dan PKS.
Titi juga mengatakan pertemuan tersebut adalah contoh baik bagi pemilih menjelang Pemilu 2024.
“Itu pesan bagi publik juga, bahwa dinamika pemilu adalah dinamika yang sangat lentur,” katanya, Senin (9/1).
Atas dasar itu, Titi mengingatkan masyarakat jangan sampai mengalami polarisasi yang membelah persatuan dan kesatuan. Apalagi, di antara partai politik yang mereka memiliki beragam pilihan tetap ada persamaan-persamaan dalam proses pelaksanaan pemilu.
“Bahwa dalam perbedaan sekalipun, tetap ada persamaan yang membuat dinamika politik di tengah perbedaan itu bisa tetap menemukan kesamaan,” jelasnya
Dia menegaskan, pemilu harus dihadapi dengan logika dan memiliki program.
“Justru pemilu itu harus dihadapi dengan logika, akal sehat dan bisa diwujudkan kalau kita berorientasi pada gagasan dan program,” pungkas Titi.