TajukNasional Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Kemenko Infra) kini tengah mengkaji secara serius kelanjutan proyek Tol Gilimanuk-Mengwi di Bali, yang mengalami stagnasi sejak September 2022. Proyek tol ini semula diharapkan dapat memperlancar arus transportasi antara Gilimanuk dan Mengwi, namun hingga kini masih belum menunjukkan perkembangan yang signifikan. Menko Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan analisis mendalam terhadap berbagai aspek yang menjadi kendala pembangunan tol tersebut.
“Kami sedang melakukan evaluasi menyeluruh untuk memahami setiap tantangan yang ada. Langkah ini penting agar kami bisa mengambil kebijakan yang tepat,” ungkap Menko AHY saat berada di Denpasar, Senin (11/11/2024). AHY menegaskan bahwa proyek tol ini merupakan bagian dari infrastruktur strategis yang perlu dijaga kelanjutannya. Menurutnya, proyek ini akan terus dipantau secara ketat untuk memastikan penyelesaiannya.
AHY menambahkan, salah satu faktor utama yang membuat proyek ini belum berjalan lancar adalah permasalahan pendanaan. Awalnya, proyek Tol Gilimanuk-Mengwi menggunakan skema prakarsa badan usaha atau *unsolicited*, di mana proyek ini diajukan dan dibiayai oleh investor atau badan usaha. Namun, karena proyek tersebut tidak segera memperoleh pendanaan yang memadai, pemerintah memutuskan untuk mengubahnya menjadi prakarsa pemerintah atau *solicited*, di mana proyek ini diprakarsai langsung oleh pemerintah dan kemudian ditawarkan kepada badan usaha melalui mekanisme Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo memastikan bahwa proyek Tol Gilimanuk-Mengwi akan tetap dilanjutkan meskipun terdapat beberapa kendala. “Proyek tol ini tidak dihentikan, hanya membutuhkan waktu untuk mengatasi kendala yang ada,” jelas Dody di sela-sela kunjungannya ke Bendungan Sidan di Kabupaten Gianyar, Bali. Dody menyatakan bahwa proyek ini telah memasuki tahap evaluasi untuk penawaran ulang, dan pemerintah berusaha mencari mitra investasi yang siap mendukung pembangunan tol tersebut.
Sebagai informasi, skema *solicited* memungkinkan pemerintah untuk menawarkan proyek-proyek strategisnya kepada badan usaha atau investor melalui proses tender. Dalam hal ini, investor diharapkan memiliki kapasitas finansial yang kuat serta mampu menjamin kelancaran proses konstruksi dan operasional setelah proyek selesai. Perubahan skema ini diharapkan dapat meningkatkan minat investor untuk berpartisipasi dalam pembangunan Tol Gilimanuk-Mengwi.
Proses tender ulang yang direncanakan akan segera dimulai, memberikan peluang bagi pemerintah untuk memilih mitra yang lebih kompeten dalam hal kemampuan finansial dan teknis. Menurut Peraturan Menteri PUPR Nomor 2 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha, skema KPBU yang dipilih harus mampu memenuhi berbagai persyaratan, termasuk kesesuaian proyek dengan rencana induk infrastruktur, kelayakan ekonomi, serta finansial yang stabil.
Menko AHY menyatakan bahwa pihaknya akan terus memantau perkembangan proses ini dan memastikan agar segala hambatan yang ada dapat diatasi. “Kami berkomitmen untuk mengawal proyek ini agar tidak lagi mangkrak. Keberadaan infrastruktur jalan tol ini sangat penting untuk mempercepat mobilitas masyarakat dan distribusi barang di Bali,” tutup Menko AHY. Dengan dukungan penuh dari pemerintah, proyek Tol Gilimanuk-Mengwi diharapkan dapat segera kembali berjalan dan menjadi solusi atas kebutuhan transportasi serta pengembangan ekonomi di Bali.