TajukPolitik – Pakar politik Universitas Pramadina, Hendri Satrio menilai bahwa para pejabat yang memunculkan wacana penundaan Pemilu sangat menyedihkan.
Kekinian Ketua MPR Bambang Soesatyo mengusulkan pelaksanaan Pemilu 2024 dipikirkan ulang karena kondisi ekonomi Indonesia yang baru pulih pasca pandemi.
“Saya sih cenderung kasihan ya dengan para pejabat yang terus menyerukan penundaan pemilu dan perpanjangan jabatan presiden jadi tiga periode,” kata Hendri, Senin (12/12).
Hendri menambahkan, mereka patut dikasihani, karena, yang pertama terlihat sekali mereka haus akan kekuasaan dan ingin langgeng sebagai pejabat tanpa proses evaluasi dari masyarakat. Alasan kedua, kata dia, mereka terlihat sekali sangat ketakutan.
Hendri menilai, pejabat yang memunculkan wacana penundaan pemilu takut kehilangan jabatannya atau bahkan posisinya di masyarakat. Sebab, apabila ia berhenti dari jabatan yang dibanggakanya itu, mereka tidak lagi mendapatkan posisi di masyarakat.
“Kelihatan sekali ketakutannya bila tidak menjadi pejabat lagi, tidak memiliki sebuah posisi di masyarakat, yang menurut mereka itu posisi yang bisa dibanggakan, bukan tugas untuk negara,” ungkap Hendri.
Jadi, apapun alasan dan kondisinya, menurut Hendri, pemilu 2024 tetap harus dilakukan sesuai dengan jadwal. Karena menurut dia, pemilu ini merupakan inti dari demokrasi Indonesia.
“Demokrasi kan begitu, ada evaluasi pemimpin dan persiapan pergantian pemimpin yang baru, semua alasannya itukan harusnya justru bisa diperbaiki dengan pemimpin baru, kalau alasan-alasan itu adanya di era pemerintahan sekarang artinya memang ada kekurangan dan harus segera diperbaiki kekurangan-kekurangan itu,” tegas Hendri.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Jansen Sitindaon menanggapi usulan penundaan Pemilu yang kembali digaungkan, terbaru oleh Ketua MPR Bambang Soesatyo.
Menurut Jansen, Indonesia sebagai negara G20 akan malu jika menunda Pemilu 2024.
“Kita ini negara G20 lho, tahun 2008 dibawa Pak SBY masuk ke KTT G2O tingkat presidensi. Malu kita negara G20 gitu menunda pemilu dengan alasan yang aneh-aneh,” tegasnya dikutip dari YouTube CNNIndonesia, Selasa (13/12/2022).
Untuk diketahui, G20 adalah kelompok ekonomi yang berisikan 20 negara, termasuk Uni Eropa.
Lebih lanjut, Jansen mencontohkan bahwa sejumlah negara anggota G20 telah sukses menyelenggarakan Pemilu.
Brazil pada bulan Oktober lalu baru saja menyelenggarakan pemilihan presiden yang dimenangkan oleh tokoh oposisi, Lula da Silva atas Capres petahanan Bolsonaro.
Kemudian, Perancis pada bulan April lalu juga menggelar pesta demokrasi. Capres petahanan Emmanuel Macron berhasil menang dari kandidat sayap kanan Marine La Pen dalam pemilihan presiden.
“Brazil negara G20, kemarin baru pemilu. Bolsonaro kalah melawan Lula. Perancis baru Pemilu, Macron menang lawan La Pen,” jelas Jansen.
Bahkan, loyalis Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ini menegaskan bahwa China yang bukan negara demokrasi sekalipun menyelenggarakan pemilu di internal Partai Komunis China (PKC).