TajukPolitik – Wacana duet Prabowo Subianto dengan Puan Maharani untuk Pilpres 2024 ditanggapi politikus senior PDI Perjuangan Panda Nababan.
Menurut Panda, duet Prabowo-Puan untuk pilpres 2024 mendatang tidak rasional.
“Analisa-analisa politik banyak juga yang tidak rasional. Begini, menggandengkan Prabowo dengan Puan. Orang lupa, ibunya Puan saja dengan Prabowo, kalah,” ujar Panda dalam acara Adu Perspektif bertema Catur Queen & King Maker yang disiarkan detikcom, Rabu (20/7/2022).
Menurut Panda, pihak yang mewacakan duet Prabowo-Puan seharusnya belajar dari pengalaman Pemilu 2009. Betapa Megawati memiliki nama besar, diduetkan dengan Prabowo, masih saja kalah.
“Kalian kan tahu 2009, Megawati calon presien, Prabowo calon wakil presiden. Kalah. Dengan ibunya saja kalah. Masa mau diulangi lagi dengan anaknya,” kata Panda.
“Sudah pengalaman. Ini kan kita belajar dari pengalaman. Ibu Mega dengan Prabowo, kalah. Sekarang mau diulang lagi dengan anaknya,” Panda menambahkan.
Wacana menduetkan Prabowo dengan Puan muncul sejak 2021 lalu. Kala itu Megawati, Prabowo dan Puan bertemu di Istana. Pertemuan itu pun dikaitkan semakin memperkuat sinyal Prabowo akan berpasangan dengan Puan pada Pilpres 2024.
Pengamat politik Igor Dirgantara menyatakan, duet Prabowo Subianto-Puan Maharani dinilai paling mungkin diwujudkan jika Partai Gerindra berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan di Pilpres 2024.
“Prabowo-Puan. Pasangan ini paling mungkin diwujudkan dan dinilai cocok karena faktor usia (tua-muda), jenis kelamin (pria-wanita), serta latar belakang militer-sipil,” kata Igor, yang juga sebagai Direktur Lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN), dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (10/6/2021).
Namun, lanjut dia, dari duet tersebut belum bisa diprediksi mengenai siapa yang menjadi calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres). Karena masing-masing punya kelebihan tersendiri untuk ditempatkan sebagai capres.
“Salah satu kendala dari pasangan ini adalah pandangan bahwa PDIP sebagai parpol pemenang pemilu dengan 128 kursi di parlemen, apa mau memposisikan kandidatnya di posisi RI-2? Jawabannya tentu bisa mengingat elektabilitas Prabowo yang jauh lebih tinggi, begitu juga dengan pengalamannya,” ujarnya.