TajukPolitik – Pengamat kebijakan publik Gigin Praginanto menyoroti pertumbuhan ekonomi Indonesia yang nampak dari peningkatan jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia setiap tahunnya.
Diketahui, laju pertumbuhan ekonomi pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini bergerak lebih lambat dibandingkan pada periode Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hal tersebut ditanggapi Gigin Praginanto melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Gigin Praginanto menyinggung soal pencitraan.
Gigin Praginanto bahkan menyebutkan bahwa era saat ini sangat dahsyat.
“Dari segi pencitraan, lebih dahsyat yang sekarang. SBY gak ada apa-apanya,” ungkap Gigin Praginanto dikutip NewsWorthy dari akun Twitter pribadi miliknya, Senin (13/2).
Sementara itu, berdasarkan riset CNBC Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencatat PDB per kapita Indonesia pada 2022 mencapai US$ 4.783,9 per tahun atau sekitar Rp71 juta.
Artinya, rata-rata penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 275 juta ini memiliki konsumsi atau pengeluaran sekitar Rp71 juta per tahun atau sekitar Rp5,9 juta per bulan.
Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, PDB per kapita Indonesia meningkat sekitar Rp8,7 juta atau sekitar 14 persen. Lonjakan PDB per kapita terjadi seiring dengan kenaikan PDB nasional atas harga konstan yang sangat signifikan dari Rp11.120,1 triliun pada 2021 menjadi Rp 11.710,4 triliun pada 2022.
Namun, jika dihitung dari awal pemerintahan hingga tahun ini, pertumbuhan PDB per kapita pada era Presiden Jokowi tidak mencapai 50 persen.
Berdasarkan data Bank Dunia, PDB per kapita Indonesia pada 2015 tercatat USD 3.322,58 per tahun sementara data BPS menunjukkan angka tersebut naik menjadi USD 4.783,9 pada 2022. Artinya, selama delapan tahun pemerintahan Jokowi, PDB per kapita naik sebesar USD 1.307,28 atau 37,6 persen.
Sementara itu, pada tahun pertama Presiden SBY memimpin secara penuh yakni pada 2005, PDB per kapita Indonesia tercatat USD 1.249,39 per tahun. Angkanya kemudian naik menjadi USD 3.668,22 per tahun pada 2012.
Sebagai catatan, 2015 merupakan tahun pertama di mana Presiden Jokowi memimpin Indonesia secara penuh. Jokowi hanya menjabat presiden selama tiga bulan pada 2014 setelah dilantik pada Oktober 2014.
Dengan demikian, selama delapan tahun pertama pemerintahan SBY, PDB per kapita Indonesia naik sebesar USD 2.418,81 atau 193,6 persen.
Jadi bila dibandingkan, nampak bahwa laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada era pemerintahan SBY kurang lebih 5 kali lebih cepat bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada era pemerintahan Jokowi.