Tajukpolitik – Anggota Komisi IV DPR RI, Suhardi Duka, mengkritik sedikitnya bantuan bibit kepada petani di saat musim kemarau atau El Nino.
Hal itu ia sampaikan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (13/11).
Suhardi pun menyinggung Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2023 yang digelontorkan kepada Kementerian Pertanian (Kementan) tidak fokus dan terlalu banyak improvisasinya.
“Akibatnya seperti ini kita mengharapkan bahwa APBN 2023 bisa menjawab El Nino ternyata tidak mampu, bahkan serapannya baru 65 persen,” ujar Suhardi.
Suhardi menyebut akibat El Nino dan serapan anggaran yang masih kurang, produksi pangan menurun dan harus impor.
“Tidak ada yang suka dengan impor, tapi apa boleh buat kita harus terima kenyataaan,” tambah Suhardi.
Untuk mengantisipasi agar kejadian tersebut tak berulang, Suhardi meminta Kementan untuk menyediakan bibit kepada para petani.
“Ini kemudian pasca El Nino, petani sudah turun ke sawah, menggarap sawah dan butuh bibit,” tegasnya.
Namun, Suhardi menyayangkan anggaran yang diajukan kementan terkait bibit sangat kecil, dan ingin mengubah itu menaikkan anggaran bibit kepada petani.
“Kita harus melakukan perbaikan dan supaya lebih baik ini kondisi selanjutnya,” kata Suhardi.
Ia meminta agar Kementan menambah bantuan kepada petani, terutama pada petani jagung.
“Saya juga sependapat untuk kita support para petani jagung agar mendapatkan bantuan bibit jagung dari kementan secara gratis yang banyak. Bayangkan, saat ini ada 20 ribu ha lahan jagung di Sulawesi Barat hanya diberi bantuan bibit 900 ha,” jelas Suhardi.
Melihat kondisi demikian, Suhardi mengatakan saat ini petani seperti tidak merasakan kehadiran pemerintah.
“Kita tidak merasakan hadirnya pemerintah,” pungkas Suhardi.