TajukPolitik – Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto nampak seperti kebakaran jenggot saat menanggapi pidato Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat rapimnas Partai Demokrat.
Petinggi Partai Demokrat Andi Arief menyebut isu Pilpres 2024 hanya akan diikuti dua pasangan calon pertama kali diucapkan oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Kala itu, Hasto bicara pada Desember 2021.
Menurut Andi, sejumlah kader PDIP termasuk Hasto berlebihan saat menanggapi pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal dugaan Pilpres 2024 diatur agar hanya diikuti dua pasangan calon. Pasalnya, jauh hari Hasto sudah mengatakan itu lebih dahulu.
“Dua pasang itu yang bilang PDIP melalui Pak Hasto. Tentu kita sangat heran dan bertanya, kenapa sampai keluar statement atau pernyataan itu,” kata Andi, Kamis (22/9).
Andi menjelaskan bahwa pernyataan SBY soal dugaan Pilpres 2024 tidak akan berjalan jujur dan adil bukan berasal dari informasi sembarangan.
Dia mengingatkan bahwa SBY merupakan tokoh yang punya banyak pengalaman di politik. Oleh karena itu, tidak mungkin SBY mengutarakan sesuatu yang tidak jelas juntrungannya.
“Jadi itu sebetulnya warning untuk kita semua. Bukan hanya PDIP. Tidak benar kalau itu menyasar kepada PDIP, tetapi menyasar kepada seluruh yang ingin mematikan demokrasi,” kata Andi.
Sementara itu, Politikus Partai Demokrat Syahrial Nasution mempertanyakan langkah dua politikus PDIP Hasto Kristiyanto dan Adian Napitupulu yang gencar mengkritik SBY.
Ia curiga pidato SBY berhasil menggagalkan sebuah rencana busuk sehingga Hasto dan Adian bersikap reaktif.
“Adian dan Hasto aktif menyerang isi pidato Pak SBY saat Rapimnas Partai Demokrat. Sepertinya sedang tersengat sinyal yang disampaikan Pak SBY. Informasi yang diterima presiden dua periode pasti bukan gosip murahan,” ucap Syahrial
Jangan-jangan warning SBY itu berhasil menggagalkan sebuah rencana busuk?” sambungnya.
Sebelumnya, SBY mengaku mendapat informasi bahwa Pilpres 2024 akan diatur agar hanya ada dua paslon yang berkontestasi. Dia menyampaikan itu pada 17 September lalu.
Namun, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto lebih dulu menyampaikan bahwa pihaknya ingin Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon. Dia menyampaikan itu pada Desember 2021 lalu.
Menurutnya, semakin banyak pasangan capres-cawapres yang berkontestasi akan membuka ruang Pilpres 2024 berlangsung dua putaran dan menambah beban rakyat untuk memikul biaya penyelenggaraan.
“Semakin banyak calon akan membuka ruang pilpres dua tahap, dan itu artinya beban rakyatlah yang harus memikul biaya-biaya pemilu itu. Karena itu, secara ideal kita berharap dua paslon itu dapat dilakukan,” kata Hasto dalam program Newsroom dengan tema ‘Peluang Duet Prabowo-Puan di Pilpres 2024’ di CNN Indonesia TV pada 20 Desember 2021.
Pada 25 Agustus lalu, Hasto mengutarakan kembali hal yang sama. Dia menjelaskan bahwa PDIP siap menghadapi pilpres jika ada dua paslon atau lebih. Namun, ia mengatakan lebih baik jika hanya ada dua paslon.
“Indonesia memerlukan pelaksanaan Pilpres yang demokratis, cepat, kredibel, dan bagaimana memastikan hanya berlangsung satu putaran,” kata Hasto di diskusi BRIN, Kamis (25/8).
“Pandangan ini bisa terwujud apabila dilakukan langkah konsolidasi dan mendorong kerjasama parpol di depan, sehingga mengarah pada dua paslon, ini yang ideal berdasarkan konteks saat ini,” tambahnya.