TajukPolitik – Organda Kendal merasa keberatan atas kebijakan pemerintah yang memberlakukan penggunaan aplikasi MyPertamina untuk pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, baik pertalite maupun solar.
Seperti diketahui, penggunaan aplikasi MyPertamina mulai diujicobakan pemerintah per 1 Juli 2022 kemarin. Kebijakan ini dimaksudkan agar alokasi subsidi pada BBM ini bisa dinikmati kelompok masyarakat yang memang layak alias tepat sasaran. Namun bagi para pengemudi angkutan, kebijakan tersebut justru memberatkan mereka.
“Meski kebijakan tersebut belum diberlakukan di Kabupaten Kendal namun bagi pengemudi angkutan umum itu memberatkan,” kata Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Kendal, Jamaludin, Selasa (5/7/2022).
Jamaludin mengungkapkan, keberatan para pengemudi angkutan umum bukan tanpa alasan. Banyak pengemudi angkutan yang sejauh ini belum memiliki HP android. Selain itu, kebanyakan mereka juga berlatar belakang pendidikan di bawah SMA, sehingga pengoperasian MyPertamina tidak akan mudah dan membutuhkan pelatihan tersendiri.
Dengan diberlakukannya kebijakan wajib daftar MyPertamina tersebut bisa menimbulkan gejolak terutama bagi para pengemudi.
“Kalau tiba-tiba diberlakukan mengisi solar dengan MyPertamina pasti timbul gejolak. Justru para pengemudi tetap bisa bayar cash tanpa ribet pakai aplikasi dulu,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Angkutan Pada Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Kendal, Andy Rahmat Yulianto berharap, pemberlakuan wajib daftar MyPertamina saat membeli bahan bakar subsidi Pertalite dan solar bisa diterapkan secara bertahap.
“Awal-awal mungkin bisa diterapkan seperti bus Trans Jateng yang sudah teratur pelayanannya bisa menggunakan MyPertamina dulu. Setelah itu AKDP baru Angkutdes. Tidak semua angkutan umum diberlakukan sama,” katanya.
Sementara itu, Shobirin (57), salah satu sopir angkutan umum di Kendal mengaku kesulitan jika aturan pembelian solar harus menggunakan MyPertamina. Terlebih dirinya mengaku tidak pintar terhadap teknologi. “Saya gak mau kalau pake aplikasi itu. Ribet. Pengennya isi solar terus bayar gitu aja,” katanya.
Shobiirin meminta aturan tersebut bisa lebih dipertimbangkan lagi. Apalagi dia juga tidak memiliki ponsel android untuk mendaftar MyPertamina. “HP android ndak punya. Saya bakal kesulitan,” ucapnya.
Pertamina sendiri mengaku saat ini baru tahap sosialisasi belum dilakukan penerapan penggunaan MyPertamina untuk pembelian BBM bersubsidi.