TajukPolitik – Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Herman Khaeron merasa aneh saat beras surplus pemerintah malah impor.
“Aneh bagi saya, dikala produksi beras surplus (data Kementan) dan cenderung meningkat, juga harga ditingkat petani rendah, malah impor beras?” tulisnya dalam akun twitter pribadinya yang dikutip tajuknasional.com, Selasa (10/1).
“Jika harga dipasar sedang meningkat, benahi distribusi. Kalau stok Bulog ingin meningkat kembalikan BPNT ke Bulog,” tukas Herman.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) memastikan pemerintah impor beras sebanyak 500 ribu ton hanya sampai Januari 2023. Hal ini disampaikan dalam acara Webinar Nasional ICMI TALK “Polemik Impor Beras di Akhir Tahun”, Selasa (27/12).
“Impor 200 ribu (ton) dan 300 ribu (ton) sampai Januari (2023). Impor 200 ribu ton Desember (2022) tapi baru masuk 70 ribu (ton), masuk lagi Januari. Saya bilang sampai Januari, Februari-Maret jangan impor lagi karena mau panen,” kata Zulhas.
Meski demikian, pada awalnya Zulhas sempat menentang kebijakan impor beras. Pasalnya, Menteri Pertanian sempat mengatakan Indonesia surplus beras hingga 7 juta ton. Berdasarkan data BPS pun Indonesia surplus beras 7 juta ton.
Di sisi lain, Perum Bulog mengatakan stok cadangan beras mereka tinggal 500 ribu ton dari yang idealnya 1,2 juta ton. Pada saat yang bersamaan, harga beras terus meningkat hingga Rp 1.000/kg.
“Beras ini kan naik Rp 100 perak saja pengaruhnya terhadap inflasi tinggi sekali. Apalagi naiknya Rp 1.000,” tuturnya.
Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo memerintahkan Bulog untuk membeli beras dalam negeri. Namun demikian, pemerintah tidak menemukan pasokan beras untuk dibeli.
“Kita carilah beras, beli Rp 10.000/kg nggak ada juga beras, ini sudah minggu kedua. Gabah beli Rp 6.000/kg, nggak ada orang belum panen mana ada gabah. Sampai bulan keempat, beras masih naik terus, karena orang tahu Bulog stoknya sedikit, confidence pasar terganggu, beras naik terus,” ucapnya.
“Akhirnya satu bulan mencari beras nggak ada, Bulog harus operasi pasar, tinggal 300 ribu (ton) stoknya. Akhirnya diputuskan lah impor kepada Mendag, impor 200 ribu (ton) dan 300 ribu (ton) sampai Januari,” lanjutnya.
Zulhas mengaku sudah meminta Bulog untuk melakukan operasi pasar guna menekan harga beras yang terus merangkak naik. Namun, hingga kini Bulog masih ragu-ragu untuk melakukannya.
“Saya bilang habisin saja stoknya. Terus setiap hari jual toh nanti Februari kan beli, sekarang bagi saja sampai habis. Bulog masih takut-takut karena nggak ada pengalaman kayak kita. Kalau kita kan sudah biasa pertarungan lapangan, jadi sudah biasa. Kalau ini masih ragu-ragu, saya minta habis-habisan, tapi belum ini,” imbuhnya.