Jumat, 24 Januari, 2025

Mentrans Ajak Pertahankan Gotong Royong dan Kembangkan Kearifan Lokal di Wilayah Transmigrasi

TajukNasional Menteri Transmigrasi (Mentrans) RI, Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara, menekankan pentingnya mempertahankan tradisi gotong royong di tengah masyarakat transmigrasi meski kemajuan teknologi semakin pesat. Hal ini disampaikan dalam kunjungannya ke Kecamatan Tanjung Lago Banyuasin, Minggu (1/1).

“Gotong royong adalah jiwa dari transmigrasi. Teknologi boleh maju, tetapi semangat kebersamaan dan persatuan harus tetap ada. Transmigrasi bukan hanya soal pembangunan wilayah, tetapi juga membangun solidaritas,” kata Iftitah.

Mentrans juga mengingatkan bahwa transmigrasi selama ini kerap dianggap identik dengan daerah tertinggal atau miskin. Namun, banyak wilayah transmigrasi yang kini berkembang menjadi ibu kota kabupaten atau kota mandiri. Oleh karena itu, ia berkomitmen meningkatkan kesejahteraan dan membangun kembali kejayaan wilayah eks transmigrasi.

Setelah sempat mengalami stagnasi selama 25 tahun, Mentrans menyatakan bahwa kementeriannya sedang merumuskan strategi baru untuk membangkitkan wilayah transmigrasi. Salah satu langkahnya adalah mengirimkan tenaga ahli dan sarjana ke kawasan transmigrasi untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat, sekaligus mendorong inovasi berbasis kearifan lokal.

“Kami akan kirim tenaga ahli untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Selain itu, ide-ide dari warga transmigrasi sangat kami butuhkan untuk terus membangun wilayah ini. Kami ingin kearifan lokal tetap menjadi dasar dalam pengelolaan kawasan transmigrasi,” ujarnya.

Dalam rangka memberikan penghormatan kepada para perintis transmigrasi, Kementerian Transmigrasi berencana membangun Taman Makam Patriot. Taman ini akan menjadi monumen penghargaan atas kontribusi besar para perintis dalam membuka dan mengembangkan wilayah transmigrasi.

“Para perintis adalah pahlawan pembangunan. Kita ingin memberikan tempat penghormatan yang layak bagi mereka,” tambahnya.

Dalam dialog dengan masyarakat di Islamic Center Tanjung Lago, beberapa persoalan yang dihadapi warga transmigrasi, seperti pemasaran jamur tiram dan pelatihan produksi, menjadi perhatian. Ketua koperasi setempat, Siti Rohaya, mengungkapkan kendala dalam akses pemasaran dan kurangnya pendampingan ahli.

Menanggapi hal ini, Iftitah menegaskan pentingnya hilirisasi produk untuk menekan biaya operasional dan meningkatkan nilai tambah. Salah satu langkahnya adalah mendekatkan investor ke kawasan transmigrasi dengan tetap menjaga prosedur dan kepentingan masyarakat.

“Kawasan transmigrasi sangat potensial bila dikelola dengan baik. Namun, kehadiran investor harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan masalah. Semua harus sesuai prosedur untuk memastikan hasil terbaik bagi masyarakat,” pungkasnya.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini