TajukNasional Menteri Pekerjaan Umum (Menteri PU), Dody Hanggodo, bersama Wakil Menteri PU, Diana Kusumastuti, menerima kunjungan Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Isu Air, Retno Marsudi, di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Selasa (26/11/2024). Pertemuan ini membahas penguatan infrastruktur air dan sanitasi guna mendukung ketahanan air serta penanganan isu-isu global terkait air.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri PU menegaskan pentingnya ketersediaan infrastruktur air dan sanitasi yang layak serta merata. Hal ini, menurutnya, berkontribusi besar dalam upaya menurunkan angka stunting di Indonesia.
“Penanganan stunting tidak cukup hanya dengan pemenuhan pangan. Ketersediaan infrastruktur air yang layak juga menjadi faktor penting untuk memastikan masyarakat memiliki akses sanitasi yang baik,” ujar Dody.
Ia juga menyoroti target pemerintah untuk mencapai akses 100% air minum layak dan sanitasi layak pada tahun 2030. Untuk itu, implementasi Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2024 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik menjadi langkah strategis yang sedang diupayakan.
Retno Marsudi, dalam kapasitasnya sebagai Utusan Khusus PBB, memberikan apresiasi atas peran aktif Kementerian PU dalam mendorong kepemimpinan Indonesia di tingkat global terkait isu air. Ia menyoroti keberhasilan Indonesia dalam menyelenggarakan World Water Forum ke-10 di Bali pada Mei 2024.
“Kementerian PU telah memainkan peran penting dalam mendorong akses air bersih, air minum, dan sanitasi tidak hanya di Indonesia, tetapi juga dalam konteks global,” ujar Retno.
Retno menambahkan, sinergi antara Kementerian PU dan PBB sangat penting untuk terus mengatasi berbagai tantangan terkait isu air melalui aksi konkret. Salah satu upaya yang ditekankan adalah pengembangan proyek sukarela dalam Compendium Projects.
Dalam kesempatan tersebut, Retno juga mengungkapkan bahwa pihaknya terus mendukung pengusulan Indonesia untuk menetapkan Hari Danau Dunia (World Lake Day) melalui mekanisme Sidang Umum PBB. Ia berharap langkah ini dapat menjadi tonggak penting dalam memperkuat perhatian dunia terhadap pelestarian ekosistem danau.
“Kami percaya bahwa kolaborasi ini akan menghasilkan dampak yang signifikan bagi pengelolaan sumber daya air di Indonesia dan dunia,” tutup Retno.