TajukPolitik – Dalam 10 tahun pemerintahan Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Indonesia akhirnya masuk dalam salah satu pemain inti ekonomi internasional. Setidaknya, ada 5 hal yang membuat Indonesia percaya diri berdiri sejajar dengan kepala tegak bersama negara-negara maju dan ekonomi besar dunia.
Pertama, Indonesia dapat menjaga stabilitas dan kondisi makro-ekonomi yang relatif baik, walaupun bangsa Indonesia terus menerus diterpa cobaan. Apakah itu dalam bentuk bencana alam, maupun krisis moneter global; yang utamanya pada tahun 2008.
Kedua, Indonesia terus mencetak pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi. Dalam 10 tahun kepemimpinannya, rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 6 persen. Angka ini jauh lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang pada kurun waktu yang sama.
Ketiga, utang negara berada dalam situasi yang lebih aman. Seperti diketahui, dipuncak krisis moneter tahun 1998, rasio utang Indonesia terhadap PDB adalah 85 persen, yang artinya utang Indonesia hampir sama besarnya dengan penghasilan negara. Sedangkan rasio utang Indonesia terhadap PDB pada tahun 2014 sebesar 24,70 persen. Dibandingkan dengan pemerintahan pasca reformasi hingga hari ini, era pemerintahan SBY masih tetap unggul dalam hal menjaga rasio utang terhadap PDB.
Catatan tambahan, di era SBY juga, Indonesia bisa menegakkan kepalanya dihadapan “makelar utang” dunia. Pada tahun 2006 Indonesia melunasi utangnya pada IMF.
Keempat, Indonesia juga berhasil mencetak sejumlah prestasi ekonomi, seperti cadangan devisa Indonesia mencapai 110,5 miliar dollar AS. Jika dibandingkan dengan “warisan” yang diterima SBY pada tahun 2004 sebesar 36,3 miliar dollar AS, artinya pemerintahan SBY berhasil meningkatkan cadangan devisa lebih dari 300 persen.
Kelima, Indonesia telah menjadi anggota G-20. Hal ini menandakan bahwa posisi Indonesia dalam peta ekonomi dunia sudah jauh berubah. Dalam forum kerja sama ekonomi internasional tersebut, kini Indonesia berdiri sejajar dan duduk setara dengan negara-negara maju dan ekonomi besar lainnya.
