Tajukpolitik – Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto, mengendus ada usaha menyingkirkan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menjelang kontestasi Pemilu 2024 mendatang.
Ia mengatakan jika saat ini Anies terus menerus diguncang dengan laporan dugaan korupsi Formula E yang tak kunjung didapatkan bukti.
Bambang menilai KPK menebarkan kebohongan soal pertemuan tiga pimpinan dengan Badan Pemeriksaan Keuangan. Ia menyebut pertemuan tersebut bukanlah berasal dari undangan BPK, seperti yang diucapkan oleh KPK.
“Jadi berdasarkan informasi, para pimpinan sengaja datang ke BPK pasca melakukan ekspose di internal,” kata Bambang, Kamis (26/1).
Selain itu, Bambang juga mengatakan ekspose yang dilakukan KPK dalam kasus Formula E merupakan hal yang aneh dilakukan. Sebab, kata dia, ekspose tersebut dilaksanakan setelah KPK menyimpulkan belum ada alat bukti yang cukup atas kasus Formula E.
“Apalagi SOP BPK sendiri dengan tegas mengatur tidak bisa menghitung kerugian negara bila suatu kasus masih dalam penyelidikan,” jelasnya.
Padahal, lanjut Bambang, dalam forum pertemuan dengan BPK tersebut Satgas Tim Penyelidik bersikeras belum menemukan alat bukti yang cukup walau sudah melakukan ekspose sudah lebih dari tujuh kali.
“Pertanyaan berikutnya adalah apakah BPK nantinya akan disandera dalam kasus Formula E,” tanya Bambang.
Ia juga menyinggung soal Deputi Penindakan dan Direktur Penyelidikan KPK yang diadukan kepada Dewan Pengawas KPK. Bambang mengungkap laporan tersebut ada indikasi terjadi disebabkan keduanya berselisih dengan pihak yang memaksakan ekspose terhadap Formula E.
“Seharusnya yang diadukan kepada Dewas adalah tiga pimpinan yang memaksakan ekspose, padahal belum ada alat bukti yang cukup,” terangnya.
Tak cukup sampai disitu, Bambang menilai Anies juga diserang melalui jalur lain. Hal ini terkait adanya orang tidak dikenal mengirimkan sekantung penuh ular kobra terhadap eks Gubernur Banten yang berencana bertemu dengan Anies Baswedan.
“Peristiwa tersebut sudah jelas menunjukkan Anies Baswedan sedang dimatikan keperdataan dan konstitusionalnya agar tidak dapat dipilih sebagai calon pemimpin bangsa di masa depan,” pungkasnya.