TajukPolitik – Tidak lama setelah masyarakat intelektual dan adat mengancam akan ‘bergabung ke negara Papua Nugini’ jika pemekaran wilayah dipaksakan, pos TNI yang berada di Pegunungan Bintang (Pegubin) diserang oleh sparatis Papua atau KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata).
Sehingga, baku tembak pun terjadi antara KKB dengan anggota Batalion Infantri Para Raider 431/SSP di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
“Memang benar ada laporan terkait meninggalnya anggota Batalion Infantri PR 431/SSP, yaitu Prajurit Dua Beryl Kholif Al Rohman, di Kiwirok,” jelas Komandan Korem 172/PWY Brigadir Jenderal TNI Jo Sihombing.
Dia mengakui, jika kontak senjata antara personel TNI dengan KKB memang kerap terjadi.
Kala itu, kelompok bersenjata menyerang Pos Marinir Perikanan Quari Bawah, Distrik Kenyam, Nduga, sehingga satu perwira pertama Korps Marinir TNI AL, Letnan Dua Marinir Mohamad Iqbal, meninggal. Dan, sembilan anggotanya yang lain luka berat dan ringan.
Sementara, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa memberi pernyataan bahwa dia akan mengevaluasi berbagai hal tentang aktivitas TNI di banyak wilayah tanah air.
Jenderal Andika menginginkan TNI memperlakukan Papua Barat sebagaimana provinsi lain di Indonesia.
“Saya akan lakukan evaluasi, lakukan perubahan dalam hal bagaimana kita beraktivitas, bukan hanya di Papua, tapi juga di seluruh wilayah NKRI,” papar dia
Kontak tembak antara Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Ngalum Kupel pimpinan Lamek Alepki Taplo dengan TNI terjadi di Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua, Rabu (29/6/2022) sekitar pukul 17.00 WIT.
Baku tembak ini terjadi antara KKB pimpinan Pangkodap XV Ngalum Kupel, Lamek Alepki Taplo dengan Satgas Kodim Yonif PR 431/SSP Pos Kiwirok.
Dalam kontak tembak ini, dilaporkan seorang prajurit TNI bernama Prada Beryl Kholif Al Rohman gugur. Korban tertembak di bagian paha dan kehabisan darah hingga akhirnya meninggal dunia.
Dandrem 172 PW Jo Sembiring, saat dikonfirmasi membenarkan bahwa satu prajurit telah gugur saat kontak tembak dengan KKB pimpinan Lamek Taplo pada sore dini hari oukul 17.15 WIT.
Prada Beryl meninggal dunia terkena tembakan di paha sehingga kehabisan darah. Hingga Rabu petang baku tembak masih berlangsung.
Untuk sementara jenazah Beryl masih berada di Kiwirok karena terkendalanya jaringan di Distrik Kiwirok sehingga mengakibatkan perlambatan dalam monitoring dan melakukan koordinasi.