Tajukpolitik – Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Muslim, mendorong industri pertahanan bisa terus bertahan secara berkelanjutan.
Menurut Muslim, salah satu caranya adalah dengan membangun hulu yang mandiri dan tangguh. Untuk itu, Muslim meminta agar industri pertahanan tidak tergantung bahan baku impor.
Hal tersebut ia sampaikan di sela Kunjungan Kerja (Kunker) Komisi VI DPR RI ke PT Pindad, di Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
Muslim berharap PT Pindad melakukan inovasi strategi agar bahan baku pembuatan senjata dan kendaraan militer tidak sepenuhnya impor.
“Kita tidak ingin tergantung oleh impor (bahan baku). Saya yakini ini harus ada solusi, Pak. Saya lihat ini berkaitan untuk melakukan sinkronisasi dengan pihak-pihak terkait supaya bisa membangun hulu industri pertahanan,” ucap Muslim.
Berdasarkan laporan yang diterima, PT Pindad berhasil memproduksi atau merakit produk senjata. Akan tetapi, sekitar 70 persen material yang digunakan masih harus diimpor. Perusahaan pelat merah bidang pertahanan itu menilai adanya kebutuhan investasi yang besar, namun terkendala pasar yang sedikit membuat sejumlah perusahaan produksi bahan baku akan berpikir dua kali untuk investasi.
Menanggapi itu, Politisi Fraksi Partai Demokrat itu mendukung terciptanya realisasi industri hulu pertahanan. Sebab itu, Kementerian Pertahanan bersama BUMN bidang pertahanan perlu berkolaborasi.
“Saya berharap dengan momentum Pak Prabowo ini sebagai Menteri Pertahanan yang mana background beliau juga orang pertahanan, bisa menjadi modal awal untuk menguatkan hulu industri pertahanan. Jika kuat, seperti produk PT Pindad bisa dikomersialisasikan, dan bisa memberikan pemasukan untuk negara,” pungkas Muslim.
Tentu saja, harapan yang disampaikan oleh Muslim tersebut hendaknya menjadi semacam evaluasi bagi PT Pindad ke depan agar bisa memperkuat hulu nya.