TajukPolitik – Ekonom Senior Emil Salim mengkritik langkah pemerintah yang mendorong penggunaan kendaraan listrik dengan alasan ramah lingkungan.
Menurut Emil, kendaraan listrik tidak sepenuhnya menggunakan energi ramah lingkungan jika diterapkan di Indonesia saat ini.
Sebab, kendaraan listrik perlu ditambah daya (charge) ketika habis. Sementara itu, sumber listrik di Indonesia sebagian besar masih menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berasal dari pembakaran batu bara yang merupakan sumber energi konvensional.
“Betul kita mengubah mobil dengan listrik, tetapi ketika listrik yang kita pakai di mobil lemah perlu di-charge, kemana men-charge baterai itu? Ke listrik PLN. Dan dari mana listrik PLN? batu bara,” katanya dalam acara Dialog Nasional Antisipasi Dampak Perubahan untuk Pembangunan Indonesia Emas 2045, Senin (21/8).
“Sehingga kita mengubah minyak dengan kendaraan listrik tetapi pengisian listrik mobil itu tetap bergantung pada listrik PLN yang didasarkan pada batu bara,” lanjutnya.
Emil Salim mengatakan jika sumber listrik di Indonesia masih berasal dari batu bara, maka tidak akan mengurangi karbondioksida (CO2). Ia pun menilai pemerintah memang belum memiliki kebijakan yang benar-benar berkomitmen menangani perubahan iklim.
“Ringkasnya, kegalauan kebijakan ini sepanjang CO2 saya melihat belum ada ketegasan bahwa kita mau mengendalikan CO2 agar bisa mengendalikan perubahan iklim,” kata Emil.
Kritik yang sama sebelumnya juga disampaikan Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Ia meragukan kendaraan listrik ramah lingkungan lantaran sumber energinya masih berasal dari PLTU.
“Kita bilang net zero emission, kita bilang kendaraan listrik yang green. Pertanyaan saya, kalau PLTU-nya pakai batu bara? Kenapa tidak manfaatkan semua panas bumi. Nah, di situlah Pertamina harus bisa bersama-sama PLN untuk melakukan (mulai memakai energi) panas bumi,” cetusnya, di ICE BSD Tangerang, Selasa (15/8), dikutip dari detikcom.
Presiden Joko Widodo memang tengah gencar memberikan subsidi besar-besaran untuk kendaraan listrik. Salah satunya yakni program konversi motor bensin ke motor listrik.
Menurut Jokowi, kebijakan insentif ini diberikan karena negara lain juga melakukan. Tujuannya agar pengembangan industri kendaraan listrik berjalan cepat.
Pemerintah juga sempat berencana memberikan subsidi mobil listrik yang langsung menuai beragam tanggapan publik. Pemerintah berdalih pemberian subsidi mobil listrik adalah bagian dari upaya menekan emisi karbon.