TajukPolitik – Anggota Komisi X DPR RI dari partai Demokrat, AS. Sukawijaya atau lebih dikenal Yoyok Sukawi kritik kebijakan baru yang dilaksanakan di Nusa Tenggara Timur (NTT) terkait anak sekolah harus masuk pukul 05.30 pagi.
Politisi Partai Demokrat ini mengatakan, kebijakan tersebut terlalu ekstrem bagi pelajar dan sangat memberatkan.
“Kebijakan sekolah masuk pukul 5.30 pagi itu terlalu ekstrem. Memberatkan mereka,” tutur Yoyok Sukawi di Jakarta, Jumat (10/3).
“Kalau masuk sekolah jam segitu terus anak-anak dan Bapak Ibu guru di sana harus tidur jam berapa coba karena berarti sekitar jam setengah 4 pagi mereka harus bangun. Ini harus dikaji ulang dan perlu adanya dialog antara pemerintah, orang tua, guru, dan murid itu sendiri supaya tidak ada yang keberatan dan dirugikan,” lanjutnya.
Sebelumnya, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan bahwa kebijakan tersebut diambil demi mendisiplinkan siswa terkait waktu.
Yoyok Sukawi juga menambahkan bahwa soal pendisiplinan waktu masih banyak solusi untuk diterapkan tanpa harus memajukan jam masuk sekolah jadi pukul 05.30 WITA.
“Masih banyak solusi lah tanpa harus memajukan jam masuk sekolah sepagi itu,” tegas anggota DPR dari Dapil I Jawa Tengah ini.
Kontroversi pada jam masuk sekolah yang diterapkan di NTT menjadi perhatian banyak orang. Tidak sedikit yang setuju dengan keputusan ini, untuk mendisiplinkan siswa.
Namun cukup banyak juga yang mendebatnya, dan membandingkan dengan apa yang diterapkan di Finlandia. Menurut banyak orang, alasan Finlandia terapkan jam belajar dari siang dinilai lebih masuk akal.
Beberapa alasan yang menjadi dasar penerapan kebijakan ini adalah riset yang telah dilakukan.
Pertama, riset yang diterbitkan PubMend Central US National Library of Medicine, dengan judul School Start Times, Sleep, Behavioral, Health, and Academic Outcomes: a Review of the Literature.
Jurnal ini membuktikan bahwa kurang tidur menyebabkan berbagai kerugian bagi siswa. Hal ini dapat terlihat dari kesehatan mental dan fisik yang buruk, masalah perilaku, hingga nilai akademik yang rendah.
Di negara tersebut, murid mulai masuk sekolah pukul 09.00 hingga 09.45, dan selesai belajar pada pukul 14.00 hingga 14.45 waktu setempat. Jelas ini berbeda jauh dengan apa yang diterapkan di NTT dan menjadi perhatian masyarakat Indonesia bukan?
Baiknya kualitas pendidikan di Finlandia juga memiliki indikator lain yang mendukungnya, tak sekedar jam masuk sekolah. Mulai dari tidak adanya tes standar dan digantikan dengan Ujian Matrikulasi Nasional yang bisa diikuti siswa akhir sekolah menengah atas, kemudian standar yang tinggi untuk staf pengajar di sekolah, sistem pendidikan kolaborasi, PR sedikit dan guru yang sama selama enam tahun pendidikannya, dan lain sebagainya.