TajukPolitik – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Cholil Nafis turut komentari biaya proyek Kereta Cepat Bandung Jakarta (KCJB) disebut membengkak hingga US$7,5 miliar atau sekitar Rp112,5 triliun.
Melalui akun Twitter pribadinya, ia mengunggah cuitan yang menyentil proyek strategis nasional itu.
“Kalau bengkak itu biasanya tak normal dan tak sehat,” ungkapnya, dikutip tajuknasional.com, Jumat (11/11).
Pengajar di Universitas Indonesia itu, mencontohkan kaki bengkak. Kata dia, kaki yang bengkak tidak sehat dan tidak normal.
“Contohnya kaki bengkak, dan seterusnya,” imbuh Ketua MUI tersebut.
Sebelumnya Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi proyek kereta cepat Jakarta- Bandung diperkirakan akan menyumbang penerimaan negara hingga Rp11,1 triliun sampai Juni 2023.
“Ke depan, estimasi kami proyek KCJB ke penerimaan negara baik itu pajak maupun PNBP (penerimaan negara bukan pajak) nantinya sekitar Rp11,1 triliun,” ujarnya dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI, Rabu (9/11).
Menurutnya, sejak pertama kali proyek dibangun, KCJB sudah berkontribusi kepada penerimaan negara dengan realisasi Rp6,7 triliun sampai September 2022 dan akan terus bertambah.
Kontribusi yang sudah terealisasi ini terdiri dari setoran kewajiban pajak (PPN, PPh, BPHTB, dan PBB) sebesar Rp5,1 triliun, kemudian pembayaran sewa halim untuk lahan halim sebesar Rp1,16 triliun, dan pembayaran sewa BMN untuk lahan rumija sebesar Rp436,8 miliar.
Kontribusi itu cukup besar meski proyek belum selesai. Karenanya, ia berharap bisa mendapatkan tambahan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp3,2 triliun dalam waktu dekat, agar penyelesaian proyek bisa sesuai target pada Juni 2023.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo mengatakan jika PMN tidak diberikan tahun ini, maka kemungkinan penyelesaian proyek bisa mundur dan biaya makin membengkak dari saat ini yang sekitar US$7,5 miliar.
“Artinya kalau PMN diberikan maksimal di Desember, maka kami bisa yakinkan tidak akan penambahan cost overrun lagi dan proyek bisa selesai pertengahan 2023,” pungkasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan perhitungan terbaru Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Komite KCJB, per 15 September 2022, terjadi pembengkakan biaya pembangunan proyek KCJB sebesar US$1,449 miliar. Sehingga investasi yang awalnya dibutuhkan sekitar US$6,071 miliar menjadi sekitar US$7,5 miliar.