Jumat, 11 Oktober, 2024

Kepemimpinan PJ Gubernur DKI dinilai Ugal-ugalan dan Tidak Terkonsep

Tajuk Politik – Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin menilai kepemimpinan Pejabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono ugal-ugalan tidak terkonsep, dan tidak jelas.

Ujang mencontohkan pencopotan Dirut MRT Jakarta, Mohamad Aprindy yang dilakukan tanpa dievaluasi terlebih dahulu, tanpa dilihat kesalahannya dulu.

“Birokrasi juga dirotasi. Ini menandakan bahwa kepemimpinannya ugal-ugalan, tidak terkonsep, tidak jelas. Semestinya, birokrasi, BUMD, itu kan dicek dulu, dinilai dulu, dilihat dulu, dievaluasi dulu secara menyeluruh apa kekurangannya, apa kelebihannya, untung atau rugi,” ujarnya.

Menurut Ujang kepemimpinan Heru yang asal mengganti jabatan seseorang karena dianggap ‘orang’ Gubernur Jakarta dulu, Anies Baswewan tidak seharusnya dimiliki seorang pemimpin.

Heru harusnya melanjutkan hal yang bagus, mengevaluasi hal-hal yang jelek yang ada pada kepemimpinan sebelumnya. Bahkan kata ujang Mengevaluasi juga standarnya, ada parameternya, ada ukurannya.

“Mengganti orang, mengganti birokrasi maupun di BUMD, itu kan ada standarnya, ada ukuranya, ada parameternya dan harus dilihat bersama, dinilai bersama bukan atas sikap orang, like or dislike. Orang, kan harus ketahuan dulu kesalahannya apa, baru diganti.” katanya.

Ujang menilai Heru belum paham dengan isu dan persoalan Jakarta, meskipun sebelumnya ia pernah menjadi Wali Kota di DKI. Bila paham dengan isu dan persoalan Jakarta, Pj Gubernur DKI itu bisa bersikap objektif dalam meminpin dengan tidak asal menganti birokrasi maupun BUMD.

“Kalau memahami, tentu memimpinnya dengan hati bukan ‘menghabisi’ orangnya Anies. Saya mengkritik apa adanya karena memang harus dikritik, siapa pun,” kata Ujang.

Ujang menilai bahwa kepemimpinan Heru Budi di DKI bermuatan politik yang tentunya, hal itu menjadi persoalan yang harus dituntaskan.
“Saya melihat, walaupun pernah jadi Wali Kota tapi pemahamannya terkait Jakarta ketika dipercaya, lebih kepada politis, lebih pada kelihatannya menyenangkan yang telah melantiknya. Ini yang menjadi persoalan,” ucapnya.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini