TajukPolitik – Jurnalis dari Australia Broadcasting Corporation (ABC) News Max Walden mengkritik keras Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bagi-bagi amplop kepada rakyat.
“Incredible number of cash envelopes being distributed for a guy who’s ineligible for re-election (Jumlah amplop uang tunai yang luar biasa yang dibagikan untuk seorang pria yang tidak memenuhi syarat untuk pemilihan ulang),” tulis Max Walden di akun Twitter-nya @maxwalden_, Kamis (29/9).
Jurnalis Australia itu mengatakan seperti itu menanggapi akun Twitter Presiden Jokowi @jokowi: “Dua hari mengunjungi Sulawesi Tenggara–ke Kota Baubau, Kabupaten Buton, dan Kabupaten Buton Selatan–saya mendapatkan sambutan yang sungguh-sungguh hangat dari masyarakat.
“HP-ku rusak karena ngejar Pak Jokowi,” kata Sabrila yang masih berseragam sekolah” Cuitan Walden yang disukai lebih dari 3.000 dan diretweet lebih dari seribu kali itu, mendapat beragam tanggapan dari warganet.
Di antara mereka banyak yang mengaitkannya dengan isu bahwa Jokowi akan mencalonkan diri untuk ketiga kalinya sebagai presiden. Ada juga yang berpendapat bahwa cuitan Walden adalah sebuah sarkasme. Salah satu akun bahkan menjawab cuitan Walden dengan memposting video di mana Jokowi pernah mengatakan bahwa ia tidak menyukai apa yang disebut Bantuan Tunai.
“Kalau bisa bantuan diberikan untuk usaha produktif. Dari dulu saya nggak setuju dengan BLT,” kata Jokowi dalam video itu..
Akun bernama Maryam ikut menanggapi, “Saya sangat iri dengan para sarjana atau non-Indonesia, mereka dapat melihat hal seperti itu hanya sebagai fenomena politik yang nyata. Sementara saya sebagai warga negara Indonesia merasa sakit hati dan malu melihat hal ini.
”Pada Selasa, masyarakat Buton nampak gempita menyambut kehadiran presiden mereka. Ratusan orang berkerumun berebut ingin melihat dan menyalami Jokowi. Kegembiraan nampak di wajah mereka bisa menyaksikan langsung kehadiran sang presiden. Kegembiraan itu semakin lengkap saat Presiden membagi-bagikan amplop.
Fenomena itu dikritik pemilik akun Lubis di kolom komentar Walden. Menurutnya, masyarakat kecil telah diperdaya.
“Hal yang seperti ini adalah target para calon politisi di 2024, golongan masyarakat yang rendah edukasinya, dan gampang diperdaya oleh sejumlah uang,” kata akun Lubis.
Komentar Lubis itu kemudian mendapat balasan menohok dari akun Wakatobist. Masyarakat Buton mungkin tidak tahu bahwa Jokowi hadir dengan sejumlah uang yang akan dibagi-bagikan.
Sama halnya dengan masyarakat di pedesaan lain, kehadiran orang nomor satu akan menyita perhatian mereka karena hal itu jarang terjadi, dan antutiasme itu ditunjukan dengan kerelaan mereka berdesak-desakan.