Jumat, 31 Januari, 2025

Jokowi Serahkan Perencanaan IKN ke China, Said Didu: Sangat Naif

TajukPolitik – Detail perencanaan ibukota negara (IKN) baru seharusnya tidak boleh disebar ke negara lain. Ini lantaran IKN tidak hanya berisi gedung-gedung pusat pemerintahan, tapi juga pusat pertahanan dan keamanan suatu negara.

Begitu kata mantan Sekretaris Kementerian BUMN M. Said Didu menanggapi kunjungan Presiden Joko Widodo ke China beberapa waktu lalu. Dalam kunjungan itu, Jokowi menawarkan puluhan ribu hektare lahan di IKN yang siap untuk dibangun dan menyerahkan perencanaan kepada China.

“Adalah sangat naif jika seorang pimpinan negara menyerahkan detail perencanaan ibukota negaranya ke negara lain,” ujar Said Didu lewat akun Twitter pribadinya, Senin (31/7).

Menurutnya, hal demikian hanya bisa dilakukan oleh seorang presiden yang memiliki kepentingan terselubung. Adapun agenda besar yang terdekat di negeri ini adalah Pemilu Serentak 2024.

“Kecuali kepala negara yang demikian memang ada agenda lain yang disembunyikan,” tutupnya.

Dalam kunjungan ke Chengdu, Jokowi mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia telah menyiapkan 34.000 hektare lahan di IKN Nusantara bagi sektor usaha di sektor kesehatan dan pendidikan.

Dia pun menawarkan kepada para pengusaha China untuk berinvestasi di lahan tersebut.

“Ada 34.000 ha lagi yang sudah siap lahannya dan bisa dimasuki oleh investor untuk properti, kesehatan rumah sakit misalnya, untuk pendidikan universitas dan untuk infrastruktur,” kata Jokowi.

Sementara itu pengamat sosial Memet Hakim mengatakan, Keberadaan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur memberi peluang ribuan warga China masuk ke Indonesia.

“IKN membuka pintu agar warga China masuk sebanyak banyaknya. Entah sudah berapa puluh juta TKA dan penduduk China yang sudah tinggal di negara kita, lewat berbagai aturan yang dibuat oleh kaki tangan RRC ini,” kata pengamat sosial Memet Hakim, Selasa (1/8).

“IKN merupakan bentuk pengkhianatan yang sangat mendasar pada bangsa Indonesia,” ungkapnya.

Dalam membangun IKN, kata Memet, presiden Jokowi berkiblat ke RRC, karena sangat mungkin yang bersangkutan agen negara Tirai Bambu. “Bisa-bisanya presiden di Indonesia lebih mementingkan kepentingan China, sulit dicerna akal. Tapi itulah yang terjadi,” ungkapnya.

Indonesia telah memiliki Ibu Kota yang telah teruji selama ratusan tahun yang sekarang disebut DKI Jakarta. “Jika kita pintar tentu Jakarta akan tetap dipakai. Tidak ada alasan untuk memindahkannya, apalagi dalam kondisi APBN defisit terus,” tegasnya.

Dalam membangun IKN, kata Memet, pemerintah Jokowi utang ke China. “Ingat jebakan utang China di beberapa negara Afrika yang akhirnya dikuasai negara Tirai Bambu,” jelasnya.

Selain itu, Memet mengatakan, utang hasil kerja Jokowi sudah hampir 8.000 triliun, APBN sekitar 3.000 triliun. Pendapatan negara sekitar 2.500 triliun. Cicilan hutang hampir 400 triliun.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini