Tajukpolitik – Pakar hukum tata negara, Feri Amsari, mempertanyakan pernyataan Jokowi yang seakan-akan memberi sinyal untuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2024 ketika menghadiri acara HUT Partai Perindo.
“Jokowi, kata Bu Mega, adalah petugas partai. Tiba-tiba suara yang dimunculkan berbeda, atau belum sama dengan suara partai?” ungkap Feri Amsari, sebagaimana dikutip dari Kanal Youtube Indonesia Lawyer Club, Kamis (10/11).
Meskipun saat ini PDIP belum jelas arah dukungannya, menurut Feri, tidak wajar apabila presiden mencoba membangun alternatif politik lain. Tindakan Jokowi menurut Feri tidak sehat bagi ikhtiar untuk memastikan parpol benar-benar terkonsolidasi dengan baik.
“Mestinya Presiden memastikan pilihannya itu berdasarkan partai, apakah ke Mbak Puan atau kepada Ganjar, tapi sejauh ini tidak terjadi. Meskipun ada tarik-menarik, saya tidak melihat ada dominasi partai di dalamnya,” beber Feri.
Sekalipun pernyataan Jokowi itu bersifat personal, Feri menilainya sebagai tindakan yang tidak etis.
“Dalam konteks tertentu mungkin orang akan melihat ini pilihan Presiden Jokowi, tapi kalau mau membangun partai dengan baik mestinya Pak Jokowi menegakan ruang etik di internal partai, bahwa sebagai orang yang dimajukan oleh partai, maka dia juga harus mendukung, orang yang dipilih oleh partai, tapi sejauh ini tidak ada,” papar Feri.
Sebelumnya, saat menghadiri HUT ke-8 Partai Perindo, Senin, (7/11/2022) Jokowi mengungkit kemenangannya di Pilpres 2014 dan 2019. Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto juga hadir dalam acara itu.
“Dua kali di Pemilu Presiden juga menang. Mohon maaf Pak Prabowo,” kata Jokowi sambil tersenyum. “Kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo,” kata Jokowi diikuti tepuk tangan. (*)
