TajukPolitik – Ketua Fraksi Partai Demokrat, Edhie Baskoro (Ibas) Yudhoyono, minta BUMN sakit dibubarkan tanpa harus membuat pekerjanya menganggur.
“BUMN yang masih sakit bisa dipertimbangkan untuk dibubarkan. Dengan catatan ada solusi lanjutan agar para pekerja tidak menjadi pengangguran baru,” jelas Ibas dalam raker Komisi VI bersama menteri BUMN Erick Thohir.
Sebelumnya Ibas mengatakan bisnis BUMN harus memberikan manfaat terhadap ekonomi bangsa dan kehidupan rakyat.
“Agresifitas negara melalui investasi alokasi anggaran PNM sangat dibutuhkan. Sejauh itu memberikan benefid secara koorporasi dan Ekonomi Indonesia secara keseluruhan,” ujar Ibas.
Ibas juga mengapresiasi kementerian BUMN yang sudah memberikan deviden atas Penanaman Modal Negara (PNM).
“Saya rasa cukup masuk akal dengan kucuran dana besar 80 triliun dalm dua tahun terakhir kita menghasilkan deviden yang baik, saya apresiasi kepada menteri dan jajaranya jadikan, ” jelas.
Ibas mendukung setiap PNM yang masuk tepat sasaran,” saya ingatkan juga kepada kementerian keuanga agar galokasi PNM tepat sasaran,” tukas Ibas Yudhoyono.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana menggabungkan tujuh perusahaan pelat merah di sektor konstruksi menjadi tiga perseroan saja.
“Di (BUMN) karya hari ini kita sudah konsolidasi dalam tahap proses menggabungkan tujuh (BUMN) karya menjadi tiga perusahaan karya,” kata Erick saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (19/3).
Secara rinci peleburannya yakni PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Nindya Karya (Persero), dengan PT Brantas Abipraya (Persero). Penggabungan kedua PT Hutama Karya (Persero) dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk, ketiga PT PP (Persero) Tbk dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
“Yaitu dengan penggabungan yang namanya Adhi Karya, Nindya Karya, Brantas, Adhi, dan Nindya Karya, lalu HK dengan Waskita, dan juga PP dengan WIKA,” sambungnya.
Kata dia, peleburan ini menjadi solusi untuk penyehatan bisnis BUMN di bidang konstruksi. Menurutnya, pemegang saham mulai mengklasifikasi ketujuh perusahaan menjadi tiga kelompok, tujuannya bisa fokus pada tugas masing-masing.
“Misalnya, Hutama Karya dan Waskita Karya akan fokus pada pembangunan atau pengembangan jalan tol, jalan non-tol, hingga residential commercial,” ungkapnya.