TajukPolitik – Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Herman Khaeron menilai pemerintah berikan subsidi untuk pembelian mobil listrik tidak tepat.
Herman Khaeron menegaskan bahwa penggunaan mobil listrik merupakan keniscayaan teknologi masa kini.
“Transisi penggunaan mobil listrik merupakan keniscayaan teknologi masa kini dan masa kedepan, dan penggunaan kendaraan listrik masal salah satu cara mengurangi kepadatan di jalan raya,” jelas Herman dalam akun twitter pribadinya yang dikutip tajuknasional.com, Selasa (16/5).
“Makanya di negara maju, kendaraan masalnya diprioritaskan, dan fasilitas penggunaan mobil pribadi dimahalkan, contohnya area parkir,” sambungnya.
Namun dirinya menegaskan bahwa subsidi pembelian mobil listrik tidak tepat.
“Yang tidak tepat itu adalah pembelian mobil listrik yang disubsidi pemerintah, masa orang2 kaya disubsidi,” tukas Herman Khaeron.
Sebelumnya pemberian bantuan pemerintah atau subsidi untuk pembelian mobil listrik yang berbasis baterai pada tahun ini, dikritik bakal calon presiden Anies Baswedan. Menurutnya, kebijakan tersebut tidak tepat bahkan bisa menambah polusi.
Sebab, kata Anies, kecenderungan masyarakat Indonesia untuk belanja mobil baru, apalagi didiskon bukan mengganti tetapi menambah yang sudah dimiliki. Itu karena pembeli mobil listrik ialah golongan mampu sehingga otomatis mobil yang beredar akan meningkat.
Atas hal tersebut, Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif memberikan penjelasan mengapa pemberian subsidi saat ini penting dilakukan.
Salah satu alasannya adalah mendorong percepatan terbentuknya ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk mewujudkan perubahan perilaku masyarakat dengan penggunaan kendaraan ramah lingkungan.
“Kebijakan pengembangan ekosistem tersebut dilakukan melalui pendekatan peningkatan daya saing dan hilirisasi sumber daya alam, serta juga dengan membuka peluang Investasi kendaraan listrik,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (11/5).
“Ini sekaligus perluasan kesempatan kerja di seluruh mata rantai industrinya,” lanjut Febri.